Kamis, 11 Oktober 2012

Divonis Osteoporosis, Rama Butuh Bantuan Dermawan


UNGARAN, suaramerdeka.com -Irham Rama Firnanda (10) anak pertama pasangan Suronotoyo (35) dan Nurul Hidayati warga Lingkungan Jatisari RT 01 RW 05, Kelurahan Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang sejak lahir diketahui tidak bisa beraktivitas seperti teman sebayanya.
Sejak umur satu tahun, dokter dari RSUD Ungaran telah memvonis kakak dari Talita Agustin Ramadhani (1 bulan) itu mengalami osteoporosis atau menderita penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah.
Meski mendapatkan keterangan medis yang cukup membuat keluarga kecil itu terenyuh, namun Nurul tetap semangat dan optimis anaknya bisa sembuh. "Saya tetap akan berjuang untuk kesembuhan anak kami. Karena biaya perawatan medis mahal, kami akhirnya menempuh jalan pengobatan alternatif," ujar Nurul saat ditemui di rumahnya, Kamis (11/10).
Lebih lanjut diungkapkan, selama dalam kandungan dirinya tidak merasa ada yang aneh pada pertumbuhan Rama. Rama lahir prematur pada usia kehamilan 6,5 bulan, tepatnya 3 Oktober 2002 lalu dengan berat badan 1,5 kilogram. Kecurigaan Nurul mulai terasa saat Rama tidak bisa tengkurap pada usia satu tahun.
"Dokter saat itu memberi tahu bila Rama mengalami osteoporosis. Tiap kali periksa ke rumah sakit setidaknya butuh biayanya Rp 400 ribu, padahal dalam satu minggu bisa sampai dua kali periksa. Kami pun hanya sanggup bertahan 1,5 tahun menjalani pemeriksaan, maklum penghasilan saya berjualan makanan kecil di pabrik dan suami sebagai sopir angkot tidak mencukupi untuk membayar biaya rumah sakit," ungkapnya.
Menurut tabib pengobatan alternatif yang merawatnya selama ini, Rama mengalami penyakit syaraf tepatnya ada syaraf belakang yang terjepit. Setelah menjalani terapi, Rama kini bisa menggerakkan tangan dan kaki. Pihaknya berharap ada dermawan yang membantu kesembuhan buah hatinya.
"Jamkesmas saya tidak punya, sehingga memilih untuk menjalani terapi pengobatan alternatif. Paling tidak sekarang dia bisa menggerakkan kaki dan tangannya," ujarnya.
Mengetahui kejadian itu, anggota DPRD Kabupaten Semarang, Mas’ud Ridwan saat dikonfirmasi menilai Pemkab Semarang kurang serius dalam memberikan pelayanan jaminan kesehatan masyarakat. Semestinya, siapapun itu warga Kabupaten Semarang yang tidak mampu harus mendapatkan fasilitas dari pemerintah pusat melalui Jamkesmas.
"Anak tersebut semestinya menjadi tanggung jawab pemerintah dan harus didahulukan melalui pelayanan jaminan kesehatan masyarakat," tegasnya.

Sumber : http://www.suaramerdeka.com


0 komentar: