Kamis, 27 Januari 2011

Pemkab Semarang Akan Bangun Alun-alun Baru

Ungaran, CyberNews. Bupati Kabupaten Semarang H Mundjirin memastikan bahwa masyarakat setempat akan mendapat prioritas untuk memanfaatkan peluang usaha di kompleks alun-alun baru, yang rencananya segera dibangun di Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur.
Pernyataan itu disampaikannya kepada Suara Merdeka CyberNews, Minggu (23/1). Dia menegaskan, pembangunan alun-alun tersebut, selain bagian dari program pengembangan kota Ungaran, juga untuk mengangkat kesejahteraan rakyat.
Berkembangnya wilayah kota ke timur, menurutnya, menjadi kesempatan masyarakat membuka usaha baru, atau mengembangkan yang sudah ada. Untuk itu, pihaknya berencana akan melakukan penataan ruang bagi pedagang kaki lima (PKL). "Rencana ini juga untuk mengakomodir keberadaan PKL yang selama ini tidak tertata di alun-alun kecil depan pendopo," ungkapnya.
Bupati juga menambahkan, bahkan ia berupaya untuk menambah ruang terbuka, yaitu memanfaatkan lahan provinsi di depan Makam Gatot Soebroto yang dulunya bekas penampungan sampah. Saat ini, pihaknya sedang membicarakan tukar guling lahan itu dengan provinsi.
Terhadap wacana itu, dia berharap dukungan masyarakat. Menurutnya, pembangunan hanya akan berlangsung baik jika rakyat mendukung, karena manfaatnya ke depan juga kembali pada masyarakat. "Sementara untuk waktu pembebasannya memang belum kelar, tapi sudah saya instruksikan untuk memulai pembangunannya bulan ini," jelasnya.
Terpisah, salah-satu anggota Fraksi PAN DPRD Kabupaten Semarang Achsin Ma'ruf menilai, memprioritaskan masyarakat setempat dalam pembangunan merupakan kewajiban pemerintah. Oleh sebab itu, peluang usaha di alun-alun baru nantinya memang untuk masyarakat sekitarnya.
Hal itu sesuai konsep pembangunan, yaitu memperhatikan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Jika tidak demikian, dipastikan akan memicu konflik. Sebaliknya, keterlibatan dan dukungan masyarakat jelas akan menyukseskan pembangunan, berikut dampak positifnya bagi masyarakat sendiri.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena pembangunan alun-alun baru memang jawaban masalah sarana publik, terutama untuk mengangkat masyarakat, dan mengatasi masalah lalu lintas yang semakin semrawut di sekitar alun-alun depan pendopo" ujar Achsin, ditemui di sela-sela Musda IV Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah.
( Yoseph HW / CN28 / JBSM )


Banjir, Warga Sipete Terancam Terisolir

Ungaran, CyberNews. Hujan yang mengguyur Senin (24/1) siang hingga sore, menyebabkan banjir di sejumlah wilayah Ungaran. Di Kelurahan Kalongan Kecamatan Ungaran Timur, air Kali Sipete meluap hingga setinggi lutut orang dewasa.
Banjir tersebut menyebabkan jembatan Kali Sipete tenggelam dan memutus jalur penghubung Dusun Sipete - Bandungan Kelurahan Kalongan itu, selama berjam-jam. Warga yang hendak melewati jalur itu, baik dari arah Sipete maupun dari arah Bandungan Kalongan, terpaksa menunggu hingga air surut.
Warga Sipete Siswanto ditemui di lokasi banjir mengatakan, wilayah tersebut sudah langganan banjir sejak puluhan tahun. Genangan air cukup tinggi, sehingga 80 an keluarga di dusun itu terancam terisolir. "Biasanya banjir berlangsung lama, sehingga kami harus menghabiskan waktu untuk menunggu air surut," ungkapnya Senin sore.
Banjir juga menenggelamkan puluhan hektare sawah. Tanaman padi di sekitarnya roboh dan dipastikan gagal panen.
Warga Sipete lainnya, Miyoto, mengatakan, beberapa waktu lalu sudah mengajukan proposal ke provinsi terkait banjir itu. Namun, hingga kini belum ada respon dari pemerintah. Dia menyayangkan jika pemerintah tidak segera turun tangan, mengingat jalur itu satu-satunya jalan yang dapat dilewati warga Sipete. "Ada satu jalur lagi melalui Sigudik Kalongan, tapi licin dan rusak," katanya.
Dia berharap, pemerintah melakukan peninggian terhadap titik banjir di jembatan Sipete itu. Menurutnya, posisi jembatan itu terlalu rendah, sehingga saat Kali Sipete meluap, jembatan tergenang selebar kira-kira 70 meter dengan ketinggian air sepaha orang dewasa. 
Dari pantauan Senin sore, tampak puluhan warga menunggu di tepian Kali Sipete. Mereka mengaku tidak berani menyeberang karena air terlalu tinggi dan arusnya deras. Jembatan beton beraspal selebar kira-kira 7 meter juga tertutup air luapan kali itu.
Sementara, di jalan MT Haryono, tepatnya di depan gapura perumahan Cemara Sewu Kalirejo, akses jalan juga terputus akibat genangan air setinggi lutut orang dewasa. Puluhan warga hanya bisa menunggu air surut untuk melewati jalan tersebut. Namun, beberapa di antara mereka nekat menerobos air yang berasal dari luapan sawah itu.
( Yoseph HW / CN16 / JBSM )


Tukang Ojek Ungaran Berakhir Tragis

Liputan6.com, Semarang: Kematian Muhammad menggegerkan warga Kecamatan Ungaran Timur, Semarang, Jawa Tengah. Mereka berkerumun di rumah milik Sumiati di Desa Kalongan, Kelurahan Gedanganak, Semarang untuk melihat jasad Muhammad. Mayat korban ditemukan dalam kamar kos terbungkus dalam kardus dan terikat sebuah tali.

Saat jajaran Kepolisian Resor Semarang coba mencari informasi, mulanya banyak warga mengaku tak mengenali korban. Aparat kesulitan mengungkap jenis kelamin dan identitas korban. Barulah setelah meringkus Ari Pramusaji, tersangka pembunuhan polisi mengetahui korban adalah seorang tukang ojek.

Polisi menciduk Ari lima hari usai kejadian. Aparat menyita barang bukti berupa sisa racun yang digunakan tersangka menghabisi Muhammad. Sementara jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran untuk diotopsi.

Selang beberapa lama polisi gelar reka ulang. Pasar Babadan menjadi lokasi rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap tukang ojek ini. Rekan-rekan Muhammad sesama tukang ojek turut menyaksikan reka ulang. Pasar Babadan kala itu dipenuhi warga [baca: Tersangka Pembunuhan Nyaris Dipukul Warga].

Dalam reka ulang, beberapa adegan ditampilkan. Selanjutnya tersangka dibawa ke tempat kos milik Sumiati. Di sana tersangka dengan tenang menjalani adegan demi adegan. Dalam adegan diketahui Ari datang menyewa kamar.

Pada kesempatan itu Sumiati menolak mengikuti jalannya reka ulang sebagai saksi. Akhirnya Sumiati digantikan pemeran pengganti. Usai rekonstruksi, Ari dibawa kembali ke sel tahanan Markas Polres Semarang.

Keluarga Ari yang menetap di Perum Korpri di Jalan Bali Timur, Semarang, sangat terpukul atas kejadian ini. Ibu kandung tersangka bahkan sakit sejak mendengar Ari tertangkap. Bagi keluarga, hukuman yang diterima Ari menjadi pelajaran yang sangat berharga agar tak terulang lagi.(AIS)


GNOTA Ungaran Bantu 122 Siswa

Ungaran, CyberNews. Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) Kabupaten Semarang,  memberikan bantuan sebesar Rp 15.840.000 bagi 122 siswa SD, MI dan SMP, di lapangan upacara Dinas Pendidikan, Kompleks Perkantoran Suwakul Ungaran, Rabu (26/1).
Bantuan tersebut merupakan bagian dari program penuntasan masalah putus sekolah yang masih terjadi di Bumi Serasi ini. Harapannya, dengan bantuan itu para siswa kurang mampu tetap melanjutkan sekolah tanpa terkendala masalah biaya.
Ketua umum GNOTA Kabupaten Semarang H Zainal Abidin menyebutkan, dari 122 siswa itu, 110 anak di antaranya adalah siswa SD dan dua siswa MI, yang masing-masing menerima Rp 120 ribu. Penerima lainnya, yaitu 10 siswa SMP, masing-masing Rp 240 ribu. "Ke depan, kami ingin membantu lebih banyak, terutama siswa SMA dan sederajatnya," ungkapnya.
Menurut Zainal, penyerahan itu dilakukan saat upacara dengan tujuan menggugah para PNS dan masyarakat agar ikut mendukung penuntasan masalah pendidikan tersebut. Ditegaskan, GNOTA masih membutuhkan peran PNS dalam penggalangan dana.
Dengan perkiraan jumlah PNS 14 ribu orang, maka jika sebanyak 7.000 orang di antaranya menjadi orang tua asuh dan masing-masing memiliki dua anak asuh, berarti targetnya cepat tercapai.
Menurutnya, bupati juga telah menyetujui hal itu. Dampak positifnya, pada 2010 bahkan GNOTA telah membantu sebesar Rp 61 juta untuk siswa kurang mampu. Hal itu menurutnya atas peran PNS dan masyarakat pula. "Pengurus GNOTA sendiri juga harus memberi contoh untuk menjadi orang tua asuh. Lima tahun ke depan tidak akan ada lagi anak yang tidak sekolah di kabupaten ini," jelasnya.
Dalam sambutannya, Bupati H Mundjirin menjelaskan, peran GN-OTA harus terus ditingkatkan demi siswa kurang mampu. Sejauh ini, menurutnya masih banyak siswa cerdas namun kurang mampu dalam pembiayaan pendidikan.  "Mereka memerlukan dukungan pemerintah maupun masyarakat agar tidak putus sekolah. Harapannya, para siswa itu dapat menyelesaikan pendidikan formalnya dengan lancar," katanya.

( Yoseph HW / CN26 / JBSM )