Jumat, 10 Desember 2010

Rp 18 miliar untuk kesehatan gratis

UNGARAN - Tiga sektor pembangunan akan menjadi prioritas Pemkab Semarang selama lima tahun ke depan, yakni kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. Pemkab telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 18 miliar untuk membiayai pelayanan kesehatan gratis bagi pasien miskin pada 2011.
Bupati Semarang dr Mundjirin mengatakan, terobosan untuk sektor kesehatan lima tahun ke depan adalah memberikan pelayanan kesehatan gratis untuk pasien miskin di RSUD Ungaran dan Ambarawa, termasuk revitalisasi posyandu. ’’Kesehatan punya peran penting bagi kehidupan masyarakat. Sehingga menjadi prioritas pelayanan, karena jika masyarakat sakit akan berpengaruh pada angka kemiskinan dan pengangguran,’’ katanya, kemarin.
Bupati menjelaskan, pemkab telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 18 miliar untuk pelayanan kesehatan gratis bagi pasien miskin di kelas III kedua rumah sakit tersebut. Dana itu berasal dari dana Jam-kesda dan Jemkesmas sebesar Rp 12 miliar, dan tambahan dana Rp 6 miliar dari APBD kabupaten untuk mendukung program pelayanan kesehatan gratis.
’’Kami juga melakukan subsidi silang dengan pasien yang dianggap mampu atau kaya untuk mendukung program tersebut,’’ jelasnya. Menurut Bupati, pemkab juga akan memprioritaskan pembangunan di sektor pendidikan. Pemkab akan memberikan beasiswa pada siswa miskin yang dianggap berprestasi untuk melanjutkan sekolah sampai minimal tingkat SMA. ’’Untuk prioritas pembangunan infrastruktur kami akan memperbaiki jalan-jalan rusak yang ada di Kabupaten Semarang secara bertahap,’’ imbuhnya. rbd/SR


Selasa, 19 Oktober 2010

Daerah Tinggi Ungaran Direndam Banjir


UNGARAN, KOMPAS.com - Wilayah Ungaran termasuk daerah dataran tinggi. Cukup mengherankan, apabila wilayah ini dilanda banjir. Perumahan Cemara Permai Kelurahan Susukan, Ungaran Timur, Semarang kembali dilanda banjir, akibat hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur dari pukul 14.30 WIB hingga pukul 15.30 WIB, Senin (18/10/2010).

Berdasarkan pantauan ketinggian air di komplek perumahan tersebut mencapai setengah meter. Genangan air juga terjadi di Jalan Kutilang Raya arah menuju Perumahan Cemara Permai.

Akibat banjir tersebut, areal sawah di Kelurahan Susukan yang lokasinya tak jauh dari perumahan Cemara Permai terendam.

Selain itu, banjir juga merendam Jalan MT Haryono yang merupakan jalan penghubung menuju Kalirejo Ungaran Timur.

Banjir kali ini juga menyebabkan jalur dari Kuncen menuju Susukan terputus karena jalan penghubung kedua wilayah ini tergenang air cukup tinggi.

Akibatnya, warga yang ingin menuju Susukan terpaksa harus berputar arah melewati jalur utama yang padat arus kendaraan.

Warga perumahan Cemara Permai, Suranto (47) mengatakan, banjir yang melanda perumahan Cemara Permai disebabkan meluapnya air Sungai Kaligung yang mengitari perumahan tersebut.

Menurutnya, perumahan Cemara Permai sudah berulang kali dilanda banjir. Bahkan saat banjir beberapa tahun lalu ketinggian air mencapai sekitar dua meter.

"Setiap kali turun hujan deras, hampir dipastikan perumahan kami dilanda banjir. Banjir disebabkan meluapnya air sungai Kaligung," katanya.

Menurut dia, penyempitan jembatan Kebonbolo juga berperan menyebabkan terjadinya banjir. Warga juga sudah melaporkan ke Pemprov Jateng agar memperbaiki jembatan tersebut.

Namun hingga kini tidak kunjung ada realisasinya. Warga sangat berharap aspirasi tersebut ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.

Meski rumah warga tergenang air, para warga tidak terlihat mengevakuasi barang-barang miliknya. Mereka juga tidak bisa melakukan aktivitas apapun akibat banjir tersebut.

Warga Cemara Permai lain, Singgih (22) mengatakan, para warga memilih berdiam diri sambil menunggu surutnya air.

"Biasanya kalau hujannya berlangsung lama, ada tim SAR yang datang membantu mengevakuasi warga," katanya.


Senin, 11 Oktober 2010

Kompleks Johar terbakar

Image

SEMARANG
- Pasar Kanjengan lantai 1, di kompleks Pasar Johar Semarang terbakar, Minggu (10/10) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Kobaran api baru bisa dipadamkan petugas pemadam kebakaran Senin (11/10) pagi tadi sekitar pukul 04.00. Api yang meluluhlantakkan seluruh kios ini dengan cepat menjalar ke pertokoan yang bersebelahan dengan gedung Kanjengan. Tiga ruko yang berada di Jalan Pedamaran masingmasing, toko plastik Roda Mas, Tunggal Jaya, distributor rokok serta satu toko yang berada di sebelah Roda Mas, ludes terbakar dan tidak ada satu pun barang yang bisa diselamatkan.
Kebakaran ini membuat ratusan pedagang lari pontang-panting, karena pada saat itu sebagian besar penghuni los lantai 1 yang didominasi pedagang buah kelapa dan buah-buahan tengah terlelap tidur.
Karena panik melihat api yang sudah membesar, ratusan pedagang, buruh dan peminta- minta yang biasa tidur di pasar tersebut tidak sempat menyelamatkan barang-barang dan dagangan mereka. Bahkan beberapa pedagang juga dilarikan ke rumah sakit akibat sebagian tubuhnya terbakar.
Joko Prasetio (30), seorang pedagang warung nasi di Pasar Johar Selatan mengaku saat peristiwa tersebut terjadi, dirinya sedang tertidur lelap di los bagian tengah. Namun tiba-tiba semua pedagang berteriak dari arah luar jika ada kebakaran. Sontak dia langsung kalang kabut berusaha menyelamatkan diri dari lalapan api.
”Saya saat itu sedang tidur, tiba-tiba api dari arah luar langsung membakar seluruh isi rungan,” ungkap Joko saat ditemui di lokasi kejadian. Menurutnya, awal mula api berasal dari kios No 3 dari jembatan tanjakan tempat parkir.
Sekitar pukul 23.30 WIB tiba-tiba api sudah besar, dan pukul 23.45 WIB api sudah mem- besar hingga melalap seluruh isi ruangan. ”Sekitar pukul 24.00 api sudah besar, apalagi di dalam ruangan isinya kelapa, sehingga api tidak dapat dikendalikan,” katanya.
Dia mengaku api yang berasal dari kios No 3 tersebut juga sempat membakar sebuah motor yang berada di depan kios. ”Saya tidak tahu motor itu milik siapa, tapi suara ledakan itu berawal dari tangki motor yang terbakar,” jelasnya.
Saksi lain, Rumiati, pedagang rombeng di Pasar Johar mengaku saat itu dia sedang keluar ke tempat saudaranya. Padahal setiap hari Rumiati tidur di pasar tersebut.
Gunadi, saksi yang ada di depan kios Tunggal Jaya mengaku saat itu dirinya sedang makan di sekitar lokasi kejadian, namun tiba-tiba asap sudah besar di pasar bagian belakang.
Menurutnya, karena disemprot dari arah belakang, sehingga api lari ke arah depan dan samping hingga membakar toko plastik di Damaran. Walikota Semarang, Soemarmo HS yang juga berada di lokasi kejadian pagi tadi mengatakan, peristiwa itu bukan disengaja.
Soemarmo tiba di lokasi kebakaran sekitar 30 menit setelah api muncul pada Minggu (10/10) sekitar pukul 23.00. ”Jangan terlalu dini membicarakan kebakaran karena kesengajaan,” ujar Soemarmo HS.


2011, pelayanan RS kelas III gratis

UNGARAN - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Selasa pagi tadi (28/9), melantik pasangan Bupati dan Wakil Bupati Semarang periode 2010-2015, dr Mundjirin ES SpOG - Ir Warnadi MM. Acara pelantikan yang dilakukan dalam rapat paripurna istimewa DPRD ini berlangsung di Gedung Bhakti Praja kompleks DPRD ini dihadiri sejumlah kepala daerah di wilayah Kedungsapur, di antaranya Walikota Salatiga John M Manoppo.
Selain dihadiri jajaran Muspida Kabupaten Semarang, pelantikan ini juga dihadiri seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Semarang. Tampak hadir pula dalam acara ini komunitas jeep yang tergabung dalam Singotoro Jeep Clup (SJC).
Pengurus DPP parpol pengusung juga hadir dalam acara ini. Bupati Semarang dr Mundjirin ES SpOG menyatakan, program yang paling mendesak untuk segera dilaksanakan diawal memimpin Kabupaten Semarang adalah bidang kesehatan, yakni pelayanan kesehatan kelas III di rumah sakit daerah gratis.
Program ini sesuai dengan visi misinya saat mencalonkan bupati. "Kita akan upayakan semaksimal mungkin, untuk pelayanan kelas III di rumah sakit gratis. Program ini akan diberlakukan mulai 2011. Tapi tidak menutup kemungkinan pelayanan tersebut sudah bisa dijalankan tahun ini.
Pelayanan rumah sakit untuk kelas III saya kategorikan warga kurang mampu," kata Mundjirin didampingi Wakil Bupati Ir Warnadi MM, kemarin. Pihaknya juga akan memprioritaskan perbaikan kondisi jalan di Kabupaten Semarang. Ia mengakui, saat ini masih banyak jalanjalan rusak. Kondisi jalan yang baik hanya sekitar 10% dari total panjang jalan yang ada.
"Jalan merupakan sarana transportasi yang utama, sehingga harus mendapat perhatian yang serius. Produktivitas pertanian naik, tetapi untuk mengangkut hasilnya menjadi tidak lancar karena terkendala jalan rusak," ujar Mundjirin sembari menandaskan dalam waktu dekat setelah dilantik akan segera meninjau kerusakan jalan di Kecamatan Bringin.
Terpadu
Wakil Bupati Warnadi menambahkan, pihaknya akan bekerja lebih nyata dengan dukungan data di lapangan. Saat ini masih banyak pedesaan yang perlu dipercepat pembangunannya, khususnya di kawasan selatan timur, baik di bidang infrastruktur jalan pedesaan, layanan pendidikan, kesehatan termasuk masalah kemiskinan dan peningkatan perekonomian.
"Tentu pelaksanaannya harus terpadu. Kita akan awali dengan identifikasi masalah, jangan sampai ada anak dan ibu hamil yang kurang gizi. Karena itu kita menjamin dengan Jamkes untuk pelayanan kesehatan kelas III di rumah sakit gratis," kata Warnadi.
Menurut Warnadi, di bidang pendidikan juga masih banyak gedung sekolah rusak yang harus secepatnya ditangani, sehingga memberi rasa aman dan nyaman bagi anak-anak saat belajar.
"Untuk aktifitas ekonomi kita lakukan pelatihan, pembentukan lembaga, pemberian modal dan pendampingan. Mudah-mudahan kita bisa menggerakkan semua sumber daya, baik bantuan dari pusat, provinsi dan kabupaten untuk membangun wilayah pedesaan. Sehingga masyarakat di pedesaan tidak merasa ada kesenjangan dengan perkotaan," ujarnya.


Minggu, 19 September 2010

KUDA LUMPING DI GEDONG SONGO


KUDA LUMPING


Sabtu, 04 September 2010

Pemudik Mulai Masuki Poncol

image
Semarang, Kawengen.Blog. Para pemudik dari Jakarta mulai memasuki Stasiun Poncol, Sabtu (4/9). Sekitar 1.200 orang penumpang KA Tawang Jaya jurusan Jakarta-Semarang dengan sepuluh rangkaian gerbong datang sekitar pukul 07.00. Kereta tersebut terlambat sekitar dua jam dari jadwal kedatangan semestinya yakni pukul 05.16.
Selain Tawang Jaya, sebelumnya 490 penumpang KA Kertajaya ekstra Lebaran jurusan Jakarta-Surabaya dengan rangkaian delapan gerbong juga memadati Stasiun Poncol. Kereta khusus Lebaran ini baru mulai dijalankan PT Kereta Api sejak Jumat (3/9).
Menurut Wakil Kepala Stasiun Poncol, Sugeng Wahyu Priyono, meski belum merupakan puncak arus mudik namun peningkatan jumlah penumpang sudah mulai terasa. Pada H-6, kenaikan jumlah penumpang kereta api kelas ekonomi sudah mencapai sekitar 20 persen. Sebagian pemudik memilih pulang lebih awal karena libur sekolah sudah dimulai sejak 3 September.
"Biasanya dalam kondisi normal, jumlah penumpang KA Tawang Jaya dari Jakarta ke Semarang hanya sekitar 900 orang. Kapasitas normal tiap gerbong adalah 106 tempat duduk," ujarnya.
Dalam kondisi puncak arus mudik atau balik, toleransi penambahan penumpang kereta api kelas ekonomi seperti Tawang Jaya dan Kertajaya yang semula hanya 50 persen per gerbong, bisa membeludak hingga mencapai 200 persen. Sehingga jumlah penumpang dalam satu rangkaian bisa mencapai sekitar 2.000 orang. "Kami prediksikan puncak arus mudik antara H-3 dan H-4," tutur Sugeng.


Pemudik Sepeda Motor Sudah Mulai Masuk Semarang

Semarang, Kawengen.Blog. Jalur Ungaran-Semarang, Jumat (3/9) malam padat merayap, kepadatan paling terlihat di jalur arah Solo menuju Semarang.
Kendaraan didominasi bus antar kota dan truk-truk besar, oleh itu pemudik diharapkan untuk lebih waspada saat memasuki jalur ini apalagi jalur ini banyak kendaraan umum yang berhenti secara mendadak saat menaik turunkan penumpang.
Saat tim ekspedisi melewati jalan ini terlihat banyak pemudik berkendara dengan menggunakan sepeda motor memasuki wilayah Semarang.
Saat Tim Ekspedisi Arus Mudik Suara Merdeka CyberNews melalui Jalan Perintis Kemerdekaan arus kendaraan lancar, tidak seperti biasanya yang sering terjadi penumpakan kendaraan khususnya di depan Terminal Banyumanik.
Malam ini Pom pam gabungan di Taman Unyil sudah mulai aktif, nampak beberapa pemudik mengunjungi posko tersebut untuk mencari informasi jalur mudik. Selain itu posko mudik tersebut juga menyediakan tenda khusus bagi pemudik yang hendak beristirahat.


Polres dirikan 11 pospam

UNGARAN - Polres Semarang mendirikan 11 pos pengaman (pospam) lebaran di sejumlah titik di wilayah kabupaten Semarang yang dinilai rawan kemacetan dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. Pendirian pospam ini dimaksudkan untuk membantu kelancaran dan pengamanan selama arus mudik dan arus balik lebaran. Kapolres Semarang AKBP Haryanta mengatakan, pospam tersebut akan didirikan di ruas jalan yang rawan macet dan kecelakaan. Keberadaan pospam ini juga dimanfaatkan pemudik untuk tempat istirahat.
’’Kita akan terjunkan personel di pospam untuk mengamankan arus mudik lebaran terhadap kemungkinan adanya gangguan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Termasuk munculnya tindak kriminalitas,’’ katanya usai memimpin gelar pasukan operasi Ketupat Candi 2010 di Polres Semarang, kemarin.
Pospam itu berada di depan Pasar Bandarjo, Pasar Babadan, Pasar Karangjati, pertigaan Bawen, Pasar Projo, Kopi Eva, depan Rawapermai Tuntang, Sruwen dan Bandungan.
’’Kita juga mendirikan pos simpatik di depan Benteng Willem Ungaran yang bisa dimanfaatkan pemudik untuk istirahat. Di pos ini ada fasilitas pijat dan minuman,’’ ujar Kapolres didampingi Kasat Lantas AKP Rio Tangkari.
Kapolres mengatakan, untuk mengantisipasi kemacetan akan dipasang 250 barier di jalur yang rawan macet. Pihaknya juga akan bekerjasa sama dengan bengkel yang berada di tepi jalan untuk membantu pemudik jika kendaraannya mengalami kerusakan.
’’Sebanyak 515 personel yang kita terjunkan untuk melakukan pengamanan lebaran, dibantu TNI dan instanti terkait,’’ jelasnya. Rio Tangkari menambahkan, pihaknya akan melakukan pengawalan terhadap pemudik yang menggunakan sepeda motor sampai di perbatasan.
’’Teknisnya, pengendara sepeda motor dari arah Semarang kita kumpulkan dulu sampai 30 motor. Setelah itu baru berangkat bersama-sama dengan pengawalan anggota Satlantas,’’ ujar Kasat Lantas.


Rabu, 01 September 2010

Warga Kalirejo blokir jalan tol

UNGARAN - Warga terkena proyek (WTP) pembangunan jalan tol Semarang- Solo di Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Minggu (29/8), nekat menutup proyek jalan tol yang melintas di atas lahan milik mereka. Aksi penutupan jalan dilakukan karena tuntutan warga terkait ganti rugi tol belum terpenuhi, sementara rumah dan lahan miliknya sudah digusur.
Pemblokiran proyek tol itu dilakukan dengan cara memasang palang bambu dan membuat rumah tenda dari bambu. Akibatnya, kendaraan proyek tidak bisa lewat. Padahal jalan itu setiap hari dilalui kendaraan proyek untuk percepatan pembangunan tol.
Salah satu WTP, Muhammad mengatakan, pemblokiran jalan itu akan dilakukan sampai ada kesepatan dan tuntutan warga dipenuhi. Ia minta nilai ganti rugi lahan miliknya dinaikkan dari Rp 510.000/m2 menjadi Rp 750.000/m2.
’’Kita melakukan aksi ini sampai pembayaran ganti rugi yang menjadi hak kita dipenuhi. Karena ternyata ada warga lain yang nilai ganti ruginya lahan dan bangunan mencapai Rp 3 juta/m2,’’ ujarnya di lokasi proyek tol, kemarin.
Menurut dia, tanah milik 8 WTP belum dibeli sehingga statusnya masih milik warga karena hingga kini warga belum menerima ganti rugi. Akibat belum adanya kesepakatan, sementara warga yang rumahnya sudah digusur tidak punya tempat tinggal dan harus menumpang ke tempat saudaranya.
WTP lainnya, Maskoni berharap mendapat ganti rugi seperti warga yang lainnya. Karena ada yang dihargai Rp 500 ribu/m2, tapi ada juga yang harganya sampai Rp 3 juta/m2. ’’Dulu awalnya lahan saya dihargai Rp 389 ribu/m2 dan sudah mau saya ambil. Tapi lantas dikurangi menjadi Rp 288 ribu/m2 dengan alasan salah ukur, padahal tidak ada kesalahan pengukuran,’’ ungkapnya.
Belum sepakat Muhammad dan Maskoni menuntut adanya ganti rugi materiil dan immateriil. Karena TPT sudah melakukan pembongkaran paksa meski belum ada kesepakatan dengan warga. Seperti diketahui, hingga kini satu WTP di Susukan dan 7 WTP tol di Dusun Sarowo, Kalirejo, Ungaran Timur, belum juga sepakat dengan harga ganti rugi yang ditetapkan tim pengadaan tanah (TPT) Jateng.
Karena belum ada kesepakatan, pembayaran dilakukan secara konsinyasi (uang dititipkan di PN Kabupaten Semarang). Meski demikian, WTP di Kalirejo belum mau mengambil uang ganti rugi tersebut dengan alasan harga ganti rugi tak sesuai dengan permintaan warga.


Senin, 16 Agustus 2010

Siswa SD tewas tertembak

UNGARAN - Kawengen Blog - Arya Widyatama (11), siswa kelas V SDN 1-3 Susukan, Ungaran Timur, tewas tertembak senapan angin berukuran 4,5 mm, saat ikut berburu bersama tetangganya di Hutan Wisata Penggaron Ungaran. Warga Dusun Siroto RT 4 RW 2, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran, itu tertembak bagian dada hingga mengenai jantungnya.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, pada Kamis (12/8) sekitar pukul 15.30 korban bersama adiknya Alan Tirtawijaya (10) ikut berburu dua orang tetangganya, yakni Kuat (24) dan Ahmad Arkhaudin (19). Mereka berempat menuju wana wisata hutan Penggaron yang lokasinya tak jauh dari rumah korban. Sampai di hutan tersebut Udin (panggilan Ahmad Arkhaudin) melihat tupai dan langsung menembaknya.
Menurut Udin, saat terkena tembakannya tupai itu belum mati. Ia dan Kuat lantas berusaha mencari tupai itu. Namun belum sempat menemukan tupai itu, Alan, adik korban memberitahu dirinya jika Arya tertembak. ’’Ketika saya tengok ternyata Arya memegangi dadanya sambil meringis kesakitan,’’ ungkapnya saat ditemui di rumah duka, Jumat (13/8).
Udin mengaku tidak tahu persis kejadiannya. ’’Katanya Kuat terpeleset jatuh, dan senapannya terhentak menembak sendiri,’’ ujarnya. Anak ketiga dari pasangan Triyadiyono (46) dan Endang Winarni (40) itu lantas dilarikan ke RSUD Ungaran. Karena pelurunya sudah mengenai jantung, korban dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang. Setelah beberapa saat menjalani perawatan, korban akhirnya meninggal pada Kamis malam.
Sensitif
Jumat kemarin jenazah korban dimakamkan di TPU Susukan. Suasana duka terlihat menyelimuti keluarga korban. Bahkan adik korban yang ikut mengantar ke permakaman tak kuasa menahan tangis.
Kapolres Semarang AKBP Drs Hariyanta saat dikonfirmasi mengatakan, penyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap Kuat. ’’Pengakuan Kuat, dia terpeleset jatuh. Senapan angin dalam kondisi terkokang yang dibawanya terhentak dan menembak sendiri mengenai dada,’’ katanya, kemarin.
Penyidik Polres Semarang belum menetapkan Kuat sebagai tersangka karena masih menunggu hasil pemeriksaan. ’’Kalau memang ada unsur kelalaian bisa ditetapkan sebagai tersangka. Jeratan pasalnya adalah 259 KUHP,’’ jelas Kapolres.
Menurut Kapolres, pelatuk senapan angin yang dibawa Kuat sangat sensitif. ’’Dalam kondisi terisi peluru, popor senapan angin itu saya coba benturkan ke lantai meletus sendiri,’’ ujarnya.


Senin, 19 Juli 2010

OUTBOUND TRAINING PEMBINAAN MENTAL PEMUDA KAWENGEN













Gendurit, dari Pohon Mundu dan Arit

DIBANDING Kawengen dan Watupawon, ikhwal nama Dukuh Gendurit Desa Kawengen Kecamatan Ungaran tidak terlampau terang. Namun menurut sesepuh Kabid Hardjo Mulyo (67), nama itu berkait dengan keberadaan tokoh misterius yang makamnya terdapat di dukuh tersebut.
Tersebutlah pada zaman dahulu kala seorang lelaki pengelana. Akibat sakit yang diderita, di tengah perjalanan dia meninggal dunia. Jasadnya ditemukan oleh seorang warga yang tengah bekerja di ladang. Di dekatnya ditemukan bende dan sejumlah senjata tajam, di antaranya arit.
Didorong perasaan iba, warga itu memakamkan jenazah pengelana sebagaimana mestinya. Tak lupa dia juga melakukan selamatan, yakni dengan menyajikan panggang ayam serta urap daun gondang.
Bersama jenazah, turut dimakamkan bendo dan arit yang dibawanya. Namun hal itu dilakukan secara terpisah. Jenazah di sebelah barat, sedangkan senjata ditanam berderet di sisi timurnya. Tempat pemakaman adalah di bawah pohon mundu yang rindang.
''Dari kata mundu dan arit itulah dukuh ini dinamakan Gendurit. Tapi sekarang pohon mundunya sudah tidak ada, mungkin sudah mati dan diganti dengan pohon bolu. Tempat itu sekarang menjadi pemakaman umum warga,'' kata Hardjo.
Konon lelaki tak jelas asal-usulnya itu adalah seorang prajurit Diponegoro yang lari dari kejaran tentara Belanda. Untuk itu warga setempat memberi dia penghormatan laiknya seorang cikal-bakal desa. Setiap Jumat Legi di Bulan Rajab mereka menyelenggarakan haul. Warga Dukuh Gendurit dan dukuh-dukuh di sekitarnya seperti Kawengen, Sidorejo, Kambangan, Setro, dan Klesem yang jenazah saudaranya dimakamkan di Makam Gendurit hadir. Mereka masing-masing membawa seekor ayam kampung yang masih hidup. ''Dulu seluruh ayam yang dibawa peziarah dimasak. Tapi sekarang yang dimasak cuma sepasang jantan dan betina. Yang lain dijual dan uangnya dimanfaatkan untuk kas desa.''
Aktivitas memasak panggang ayam kampung dan urap daun gondang dilakukan di tengah pemakaman. Seusai melakukan tahlilan, sajian itu dimakan bersama-sama oleh peziarah yang hadir.
Dihormati
Lazimnya makam-makam yang dikeramatkan, muncul kepercayaan terkait hal-hal bersifat supranatural. Sebagian warga yang percaya, menjadikan makam sosok misterius itu sebagai tempat memohon pengharapan. Dari cerita-cerita berbau klenik yang berkembang di masyarakat, tersebutlah seorang warga bernama Paimin yang sepanjang hidupnya selalu miskin dan menderita. Dengan maksud mencari berkah, suatu hari dia melakukan tirakat di dekat makam. Malam hari saat tengah khusyuk bersemadi dia melihat seekor ular weling yang kulitnya mengeluarkan cahaya terang. Namun setelah dipegang, tubuh ular berbisa itu berubah menjadi sebatang keris pusaka.
Kisah lain menyebutkan seorang warga setelah bersemadi mendapat seekor jangkrik. Saat diadu dengan jangkrik-jangkrik lain, selalu menang. Tak hanya di lingkungan dukuh, jangkrik super itu dibawa sampai ke kota. Tak heran jika dia beroleh banyak uang dari hasil taruhan.
''Sampai sekarang, warga sini tidak tahu siapa sejatinya sosok pengelana yang dikubur di makam Gendurit itu. Meski demikian, dia tetap dihormati dan diperingati haulnya seperti halnya cikal-bakal desa sendiri,'' tandas Hardjo. (Rukardi-16)


Polisi Gerebek Pencurian Isi Gas Elpiji 3 Kg

Selasa, 20 Juli 2010
UNGARAN (Kawengen Blog): Praktik pencurian isi gas elpiji 3 kg oleh sebuah agen penyalur di Ungaran (Kabupaten Semarang) berhasil dibongkar jajaran kepolisian, Senin (19/7). Selain menyegel agen yang tinggal di Dusun Ngablak, Desa Candirejo, Kecamatan Ungaran Barat, aparat juga mengamankan dan menetapkan lima tersangka.

Saat digerebek, beberapa pelaku tertangkap basah tengah melakukan penyuntikan elpiji dari tabung gas isi 3 kg ke tabung elpiji 12 kg. Kelima tersangka adalah Robert Yogi (warga Jalan Abdurahman Saleh No 238, Semarang Barat, Kota Semarang, selaku pemilik agen elpiji) dan empat orang karyawannya, Slamet Supriyanto (warga Candirejo RT 01/RW 3, Ungaran Barat), Agung Susilo (warga Ngablak RT 02/RW 05, Candirejo, Ungaran Barat), Ariyanto (warga Jatisari RT 5/RW 5, Pongangan, Gunung Pati), dan Abdurohman Ahmad (warga Jalan Raden Patah RT 1/RW 8, Sriwulan, Sayung, Kabupaten Demak).
Kapolres Semarang AKBP Hariyanta melalui Kapolsekta Ungaran AKP Agus Darojat mengatakan, praktik pencurian isi tabung gas elpiji 3 kg ini diungkap berkat informasi dari masyarakat. Saat digerebek, para karyawan tengah beraksi menyuntikkan tabung elpiji 3 kg ke tabung elpiji ukuran 12 kg. Untuk mengisi penuh tabung ukuran 12 kg, mereka menyuntikkan isi tabung ukuran 3 kg yang dibeli seharga Rp 12 ribu dengan menggunakan sebuah pipa besi berdiameter 1 cm.
Setelah terisi, gas ukuran tabung 12 kg dijual dengan harga Rp 65 ribu per tabung. Untuk mendapatkan tabung ukuran 3 kg, mereka mendapatkannya dari beberapa agen elpiji di wilayah Ungaran.
"Setiap hari agen ini mampu memasarkan 50 hingga 100 tabung ukuran 12 kg," kata Darojat dalam gelar kasus tersebut, Senin (19/7). Supaya dianggap resmi, tersangka menggunakan nama PT Yodes Agni Abadi. Dalam menyalurkan, mereka memakai mobil truk warna merah nomor polisi H 1920 DS dengan nama PT Mitra Eiska.
Wilayah penyaluran selain di Ungaran, juga sampai ke Kota Salatiga.
Untuk itu, aparat mengimbau agar masyarakat berhati-hati saat membeli tabung gas elpiji. Paling tidak, harus dilakukan pengukuran. Jika ukurannya tidak pas, harus minta ganti.
Di samping itu, perlu dilihat segelnya. "Kalau masyarakat mengetahui hal-hal yang mencurigakan, silakan lapor polisi," katanya didampingi Kanit Reskrim Iptu Hartono.
Dalam kasus ini, polisi juga mengamankan barang bukti berupa tabung gas elpiji ukuran 12 kg sebanyak 120 buah, tabung elpiji ukuran 3 kg sebanyak 757 buah, segel dua karung, pipa berdiameter 1 sentimeter sebanyak 60 buah, dan satu unit truk warna merah nomor polisi H 1920 DS.
Kelima tersangka saat ini diamankan di Mapolsek Ungaran. Mereka dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 62 Junto Pasal 8 Undang-Undang No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 32 Junto Pasal 30 Undang-Undang No 2/1981 tentang Metrologi Legal, dan Pasal 378 KUHP. "Ancaman hukumannya pidana maksimal lima tahun penjara," tutur Darojat. (Pudyo Saptono)


Sabtu, 10 Juli 2010

Kajati Kecam Hakim PN Ungaran

Semarang, Kawengen Blog. Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jateng Salman Maryadi mengecam majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Ungaran. Hal itu terkait penolakan hakim atas pengajuan saksi pelapor yang diajukan jaksa penuntut umum (JPU) Kejati Jateng dalam persidangan perkara pernikahan di bawah umur Pujiono Cahyo WIdianto alias Syeh Puji.
Kajati dalam siaran persnya, Kamis (1/7), di Kantor Kejaksaan Tinggi, Jl Pahlawan Semarang, mengungkapkan, penggunaan pasal 160 ayat 1b Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) majelis hakim perkara Syeh Puji yang diketuai Hari Mulyanto SH, untuk menghadirkan saksi korban Lutviana Ulfa sebagai saksi yang harus dihadirkan kali pertama, tidaklah tepat.
Menurutnya, ketentuan sebagaimana Pasal 160 ayat 1b KUHAP merupakan ketentuan bagi yang korbannya perseorangan. Sementara, dalam kasus Pujiono dengan Ulfa, dikenakan dengan UU Perlindungan Anak. Dengan kepentingan anak telah diatur dalam ketentuan tersendiri, maka kepentingan anakk sudah diambil alih negara.
Dalam Undang-undang tersebut, sambung Salman, perlindungan khusus anak dalam kasus tindak pidana, merupakan kewajiban masyarakat, dan tanggung jawab pemerintah. Karena itu keberadaan Legiyanto selaku ketua LSM yang melaporkan kasus tersebut, merupakan mewakili masyarakat.
"Sehingga secara hukum sudah seharusnya dia (Legiyanto) lebih dulu diperiksa sebagai saksi, bukan person Lutviana Ulfa yang didahulukan dengan mendasarkan pada Pasal 160 ayat 1b KUHAP tersebut. Dengan demikian apa yang dilakukan jaksa penuntut umum mengajukan Saudara Legiyanto sebagai saksi pertama, adalah sudah benar," tandasnya.
Salman meneruskan, hakim seharusnya menggunakan Undang-undang Nomor 23/2002 tentang Perlindungan Anak. Dalam Pasal 1 ayat 12 UU PA, menurut Salman, jelas menyebutkan hak anak-anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin dan dilindungi oleh keluarga, masyarakat dan negara.
Lebih lanjut, dalam Pasal 13 dinyatakan bahwa yang dimaksud sebagai masyarakat tersebut bisa perseorangan, keluarga, kelompok dan organisasi sosial atau organisasi kemasyarakatan. Penggunaan pasal 160 ayat 1b KUHAP, menurut Salman bisa merepotkan dan sudah mengarah sebagai upaya pelepasan terdakwa dari jeratan hukum.


Gadis Ungaran Mengaku Diculik

KEDIRI-Haryanti (19) asal Desa Topo Gunung, Kecamatan Ungaran, Kab Semarang,  yang menjadi korban penculikan berhasil meloloskan diri  saat berada di kawasan Mengkreng, Purwoasri, Kabupaten Kediri, Senin (5/7).
Menurut informasi yang diperoleh Selasa (6/7), Haryanti lolos dari sekapan penculik  setelah pamit buang air kecil ke sebuah SPBU.   
Begitu dizinkan buang air kecil, korban langsung dengan sembunyi-sembunyi keluar dari SPBU kemudian minta pertolongan petugas pos Unit Laka Lalu Lintas (Lantas) Mengkreng. Begitu terlindungi oleh petugas Polantas, Haryanti langsung menceritakan kejadiannya.
Di hadapan petugas, dia mengaku baru saja lari dari mobil Toyota Kijang karena disekap oleh lima orang yang tidak dikenali identitasnya. Menurut Brigadir Kusuma, dari Satlantas Polres Kediri, saat disekap, tangan dan kedua kaki korban diikat. Sementara matanya ditutup lakban.
Para pelaku, kata korban, ciri-cirinya berbadan kekar dan mobil yang dikenakan Toyota Kijang warna hijau. Korban berhasil meloloskan diri dari cengkraman pelaku, setelah berpura-pura buang air kecil di SPBU Desa Mengkikis, Kecamatan Purwoasri.
Haryanti mengaku dia diduga dihipnotis para pelaku. Saat itu, korban bersama temannya, Yuni sedang bertamu di sebuah hotel di Semarang. Saat itu pundaknya ditepuk oleh seseorang dalam sebuah rombongan pengajian. Saat itulah korban mengaku tidak ingat lagi. ”Tahu-tahu sudah di Mengkreng sini,” katanya.
Dari laporan itu, Unit Laka Lantas Pos Mengkreng langsung berkoordinasi dengan kepolisian Polres Semarang. Kini korban diamankan di Polsek Purwoasri.


Karyawan UD Mulya Ungaran Ditemukan Tewas

Ungaran, Kawengen Blog. Seorang karyawan UD Mulya Ungaran ditemukan tewas di sekitar kawasan Sruwen, Ungaran, Selasa (6/7) pagi . Korban diketahui bernama Nurohman (24), warga Duren Sawit, RT 22 RW 07, Desa Sruwen, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
Menurut keterangan Kepala Desa Sruwen, Suroto, oleh warga setempat korban ditemukan sudah tak bernyawa dengan luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya. Sebelum meninggal, beberapa warga sempat melihat pria lajang itu tengah mengendarai sepeda motor jenis bebek buatan Cina.
"Bersamaan ditemukannya jasad korban, warga juga menemukan sepeda motor yang biasa dikendarainya itu di salah satu warung mie yang tak jauh dari lokasi. Kami kemudian melaporkan dugaan pembunuhan ini ke Mapolres Semarang," kata Suroto kepada Suara Merdeka CyberNews.
Tak lama kemudian, beberapa petugas Satreskrim Polres Semarang merapat ke lokasi. Dari hasil olah TKP, dompet bersama telpon genggam korban dilaporkan hilang. Belum diketahui motif pembunuhan tersebut. Untuk pengusutan lebih lanjut, pihak kepolisian malam ini masih melakukan autopsi tubuh korban.
Menurut pihak kepolisian, selama ini korban tidak memiliki catatan hukum di kepolisian. Polisi masih memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk keluarga dekat, untuk mengungkap kasus ini.


Kamis, 08 Juli 2010

CANDI-CANDI DI INDONESIA

1. candi borobudur

Borobudur merupakan candi terbesar di Indonesia. Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, selain menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi, juga menjadi pusat ibadat bagi penganut Buddha di Indonesia khususnya pada setiap perayaan Waisak. Hal ini sesuai dengan arti namanya yaitu “biara di perbukitan”. Saat ini Borobudur ditetapkan sebagai salah satu Warisan Dunia UNESCO.


2. candi prambanan

Candi Rara Jonggrang atau Lara Jonggrang yang terletak di Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten.
Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak.
3 . candi mendut

Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang agama Buddha. Candi ini terletak di desa Mendut, kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa kilometer dari candi Borobudur.

Masa pembuatan

Patung Buddha di dalam candi Mendut
Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama veluvana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.

Arsitektur candi

Candi Mendut
Bahan bangunan candi sebenarnya adalah batu bata yang ditutupi dengan batu alam. Bangunan ini terletak pada sebuah basement yang tinggi, sehingga tampak lebih anggun dan kokoh. Tangga naik dan pintu masuk menghadap ke barat-daya. Di atas basement terdapat lorong yang mengelilingi tubuh candi. Atapnya bertingkat tiga dan dihiasi dengan stupa-stupa kecil. Jumlah stupa-stupa kecil yang terpasang sekarang adalah 48 buah.
Tinggi bangunan adalah 26,4 meter.

Hiasan pada candi Mendut

Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling. Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.
Pada kedua tepi tangga terdapat relief-relief cerita Pancatantra dan jataka.
Hariti.
Dinding candi dihiasi relief Boddhisatwa di antaranya Awalokiteśwara, Maitreya, Wajrapāṇi dan Manjuśri. Pada dinding tubuh candi terdapat relief kalpataru, dua bidadari, Harītī (seorang yaksi yang bertobat dan lalu mengikuti Buddha) dan Āţawaka.
Buddha dalam posisi dharmacakramudra.
Di dalam induk candi terdapat arca Buddha besar berjumlah tiga: yaitu Dhyani Buddha Wairocana dengan sikap tangan (mudra) dharmacakramudra. Di depan arca Buddha terdapat relief berbentuk roda dan diapit sepasang rusa, lambang Buddha. Di sebelah kiri terdapat arca Awalokiteśwara (Padmapāņi) dan sebelah kanan arca Wajrapāņi. Sekarang di depan arca Buddha diletakkan hio-hio dan keranjang untuk menyumbang. Para pengunjung bisa menyulut sebuah hio dan berdoa di sini.
4. candi muara takus

Candi Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Riau, Indonesia. Kompleks candi ini tepatnya terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan.
Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter diluar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan Candi Tua, Candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.
Selain dari Candi Tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka, di dalam kompleks candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran tulang manusia. Diluar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya.
Kompleks Candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat Buddhistis ini merupakan bukti pernahnya agama Buddha berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad kesebelas, ada yang mengatakan abad keempat, abad ketujuh, abad kesembilan dan sebagainya. Yang jelas kompleks candi ini merupakan peninggalan sejarah masa silam.


Selasa, 06 Juli 2010

NAFFA CELL

Zaman semakin maju saja, Teknologi pun sudah tidak bisa dipungkiri banyak orang dan salah satunya adalah alat Komunikasi yaitu Telephone Seluler atau yang sering di sebut Handphone. Tidak dari kalangan dewasa, anak-anak, miskin, ataupun kaya semua bisa menggunakan fasilitas Komunikasi yang begitu SIMPLE dan PRAKTIS ini. Banyak fasilitas yang di tawarkan dari GADGET yang begitu canggih ini, mulai dari  TELEPHONE,SMS,MMS,MUSIK PLAYER dan masih banyak lagi yang lain.
Terlepas dari itu mungkin anda juga sudah tau bahwa pengguna'an Handphone tak lepas dari yang namanya PULSA. Sekarang banyak sekali tempat atau counter-conuter yang menawarkan berbagai produk pulsa dan salah satunya adalah NAFA CELL. KLIK DISINI  NAFA CELL adalah salah satu Counter pulsa yang ada di dusun Kawengen. Produk yang di tawarkan pun bermacam-macam mulai dari yang berbentuk Voucher ataupun Elektrik mulai dari nominal yang paling kecil hingga yang paling besar. Tidak hanya itu di NAFA CELL juga melayani tempat pengisian air minum isi ulang dan penjualan Sembako.


Kamis, 24 Juni 2010

TOL SEMARANG - SOLO TERANCAM MOLOR

SEMARANG, - Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo rute Kota Semarang hingga 
Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah,
terancam tidak selesai sesuai target, karena 
adanya permintaan perpanjangan waktu pengerjaan 
oleh kontraktor. Pimpinan proyek Jalan Tol Semarang-Solo Ari Nugroho, di Semarang, Senin, mengatakan, pihak kontraktor meminta perpanjangan waktu pengerjaan sekitar lima bulan, terhitung sejak 
Juni 2010. Akibat pemintaan perpanjangan waktu pengerjaan ini, kata dia, jalan tol sepanjang 14 kilometer yang ditargetkan selesai pada Juli 2010 diperkirakan baru akan selesai pada akhir 2010.
Ia menjelaskan, dari tiga paket pengerjaan tol rute pertama ini, penyelesaian paling lambat terjadi pada penggalan ketiga proyek, akibat kendala pembebasan lahan. "Pada paket pekerjaan ketiga, kemajuan pengerjaannya baru mencapai sekitar 24 persen," katanya.
Proses pembebasan dan pembayaran ganti rugi lahan, lanjut dia, sesungguhnya telah terselesaikan melalui proses konsinyasi. Meski demikian, kata dia, proses pengerjaan penggalan rute ini tetap terkendala mengingat masih ada bangunan milik penduduk yang belum dibongkar.
Menurut dia, terdapat warga yang meminta perpanjangan waktu sekitar 30 hari untuk pengosongan rumah.
Masalah lain yang mempengaruhi target penyelesaian proyek ini, kata dia, yakni musim hujan yang masih terjadi hingga saat ini. "Saat hujan turun tidak mungkin dipaksakan penyelesaian pekerjaan," katanya. Untuk itu, kata dia, pihak kontraktor masih mengkaji kemungkinan berbagai upaya untuk mempercepat penyelesaian proyek ini.


Warga Kawengen Mulai Membeli Air

UNGARAN - Memasuki musim kemarau tahun ini, warga Desa Kawengen, Kecamatan Ungaran Timur, mulai kekurangan air bersih. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka berusaha mencari sumber air alternatif. Warga yang mampu, membeli air dari luar wilayah. Sedangkan yang tidak, terpaksa harus mendatangi sendang-sendang yang terdapat di sekitar desa.
Suyatno, seorang warga menuturkan, pembelian air dilakukan dari sebuah perusahaan swasta di Ungaran. Satu tangki berkapasitas 5.000 liter harganya Rp 150.000. Rata-rata air sebanyak itu hanya cukup untuk dikonsumsi satu keluarga selama 10 hari. Dengan demikian, setiap keluarga harus mengeluarkan Rp 450.000/bulan untuk membeli air bersih.

”Rumah saya relatif jauh dari sendang. Selain itu, saya tidak punya cukup waktu untuk mengambil air di sendang-sendang tersebut. Untuk itu saya dan keluarga memilih membeli air tangki dari Ungaran,” kata Suyatno, Rabu (15/7).

Adapun warga yang mencari air di sendang harus rela mengeluarkan tenaga ekstra. Sebab, selain jauh, jalan menuju sendang-sendang itu juga curam. Memasuki musim kemarau seperti sekarang, sendang didatangi warga hampir 24 jam. Mereka mengambil air sejak dini hari hingga tengah malam.

”Karena debitnya berkurang dan yang mengambil banyak, sering terjadi antrean. Waktu yang dibutuhkan untuk mengambil air jadi lebih lama,” ujarnya.
Rawan Kekeringan Suyanto yang juga menjabat sebagai Carik Kawengen menjelaskan, desa itu termasuk daerah rawan kekeringan. Selama ini warga bergantung pada sumber air seperti sumur, sendang, dan aliran air dari sumber di Kambangan, Gondoriyo. Setiap musim kemarau yang berlangsung Juli-Oktober, debit sumber-sumber air tersebut senantiasa berkurang, bahkan acap mengering. 

Untuk mengatasi kesulitan air bersih, warga Dukuh Kawengen berikhtiar membuat sumur artesis. Dananya dikumpulkan secara swadaya. Namun, hingga kini pembuatan sumur air tanah tersebut belum rampung. Pihak kelurahan juga berencana mengajukan proposal bantuan pembangunan sumur sejenis.

Keberadaan sumur artesis akan meringankan beban warga Kawengen. Mereka nantinya tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli air, atau mendatangi sendang-sendang yang jauh dari permukiman.   Akibat kekurangan air, 388 ha lahan pertanian di Kawengen tak lagi ditanami. Lahan yang seluruhnya berupa tadah hujan itu terdiri atas 133 ha sawah dan 275 ha tegalan. (H6,K1-37)


Jumat, 18 Juni 2010

Nyunting Ungaran Wetan

== Desa-Desa ==

*[[Beji, Ungaran Wétan, Semarang |Beji]]
*[[Leyangan, Ungaran Wétan, Semarang |Leyangan]]
*[[Kalongan, Ungaran Wétan, Semarang |Kalongan]]
*[[Kawengen, Ungaran Wétan, Semarang |Kawengen]]
*[[Kalikayen, Ungaran Wétan, Semarang |Kalikayen]]
*[[Mluweh, Ungaran Wétan, Semarang |Mluweh]]
*[[Susukan, Ungaran Wétan, Semarang |Susukan]]
*[[Kalirejo, Ungaran Wétan, Semarang |Kalirejo]]
*[[Sidomulyo, Ungaran Wétan, Semarang |Sidomulyo]]
*[[Gedanganak, Ungaran Wétan, Semarang |Gedanganak]]


{{Ungaran Wetan, Semarang}}
{{Kabupaten Semarang}}
{{Jawa Tengah}}
{{kecamatan-stub}}


[[Kategori:Kabupatèn Semarang]]
[[Kategori:Kecamatan ing Kabupatèn Semarang]]
[[Kategori:Kecamatan ing Jawa Tengah]]
[[Kategori:Ungaran Wétan, Semarang]]


Sabtu, 27 Februari 2010

MOUNT CARMEL MEMORIAL PARK - Taman Pemakaman Modern

Mount Carmel Memorial Park merupakan Taman Pemakaman Modern yang dikelola dengan sistem modern dengan segala macam fasilitas dan kelebihannya, yang diperuntukkan bagi para peziarah maupun pengunjung. ".....Mount Carmel Memorial Park menempati lokasi strategis di perbukitan yang sesuai dengan unsur-unsur feng shui yang sangat istimewa, dialiri sungai alami dan bersandar pada gunung Ungaran yang menghadap ke laut. Feng shuinya akan dapat membawa keberuntungan,kemakmuran, kekayaan, ketenaran dan kesehatan untuk generasi selanjutnya..... " ( Gladys Mak Lingling, Grand Master Design Mount Carmel Memorial Park ; Professional Chinese Astrologer Fengshui Master Hongkong - www.Maklingling.com ). Mount Carmel Memorial Park, dengan perencanaan lansekap yang khusus diciptakan untuk memberikan kenyamanan dan dikelola secara profesional serta pertimbangan yang matang. Untuk sistem sirkulasi dalam kawasan diwujudkan dengan adanya boulevard selebar 20 m, sehingga tercipta pula lahan parkir yang luas. Mount carmel Memorial Park memberikan pelayanan perawatan, kebersihan dan keamanan secara pasti yang diwujudkan oleh konsumen hanya cukup membayar 1X Dana Abadi untuk dana perawatan bagi unit makamnya dan seluruh sarana, prasarana dan keamanan untuk selama-lamanya. Dengan Dana Abadi, konsumen akan menikmati kemudahan tersebut sehingga tidak perlu memikirkan biaya-biaya yang akan timbul di massa yang akan datang. Mount carmel Memorial Park juga memberikan kepastian Kepemilikan Secara Hukum yang diberikan oleh PT. Pagoda Karya Abadi kepada konsumen sebagai tanda bukti komitmen bahwa Mount Carmel Memorial Park berdiri di atas tanah yang bersertifikat dan mempunyai perizinan yang sesuai untuk sebuah Taman Pemakaman Modern. Mount Carmel Memorial Park juga mempunyai sistem keamanan 24 jam sehingga menjamin peziarah maupun pengunjung merasa tenang dan aman, jauh dari gangguan orang-orang di sekitar pemakaman. Mount Carmel Memorial Park menempati lahan 100 hektar yang terletak di Dusun Jatirejo - Desa Kawengen, Kec. Ungaran Timur - Kab. Semarang. Mount Carmel Memorial Park merupakan anggota International Cemetery Crematorium and Funeral Assosiation ( ICCFA ) yang berpusat di Virginia, Amerika Serikat.


Warga menggembalakan ternak untuk mencari rumput dan sisa jerami di sekitar lahan sawah yang mengering di Desa Kawengen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (24/8). Warga membawa ternak mereka ke sejumlah tempat yang masih terdapat banyak rumput tersebut untuk mengatasi sulitnya mencari pakan selama kemarau.