Kamis, 02 Juni 2011

Empat Dosen Tewas Kecelakaan

UNGARAN– SINDO - Empat dosen Universitas Terbuka (UT) Semarang, Jawa Tengah,tewas dalam kecelakaan beruntun yang terjadi di Jalan Raya Palagan, tepatnya di pintu keluar Terminal Bawen, Kabupaten Semarang, pukul 14.15 WIB kemarin.


Keempatnya diketahui bernama Bibit Sumanto, 48,warga Gondang,Kebonarum, Klaten; Marsel, 56, warga Kunci, Jamberawe, Magelang; Purwanto, 50,warga Gading,RT 4/5, Magelang; dan Siwi Adiyanti, 52, warga Magelang. Selain mereka, tujuh orang lainnya mengalami luka-luka.

Kecelakaan bermula saat truk trailer B 9810 UEH yang dikemudikan Sunarto, 36, melaju dengan kecepatan sedang dari arah Ungaran menuju Bawen. Sesampainya di turunan Bawen, truk yang mengangkut kain dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, itu diduga mengalami rem blong sehingga sulit dikendalikan.

“Pada saat saya injak rem itu tidak berfungsi.Saya gugup karena tidak bisa mengendalikan truk dan tidak ingat apaapa lagi,” kata Sunarto di Polsek Bawen kemarin. Di pertigaan Bawen truk sudah menabrak satu sepeda motor dan Toyota Avanza bernopol AA 9443 KA yang akan menyeberang ke kanan (arah Magelang). Kedua kendaraan tersebut menunggu laju kendaraan dari arah Solo sepi.

Saat ditabrak Avanza sampai berputar dan motor yang diseruduk pun ikut terpental. “Saya tidak sadar dan tidak tahu bahwa mobil berputar. Tahunya dari orangorang,” ujar pengemudi Avanza. Laju trailer yang sangat kencang dan tidak terkendali itu kemudian dibanting ke kanan menuju ke Jalan Raya Palagan arah Ambarawa.

Di depan truk rupanya sudah ada iring-iringan mobil Isuzu Panther warna hitam,Avanza bernopol AA 8986 MB dan motor milik petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang bertugas di terminal.Panther pun terlempar ke arah kiri sekitar 20 meter persis ke pintu keluar terminal (arah Ambarawa) dan mengenai sebuah angkutan kota. Di lokasi lain, jatuhnya Panther juga mengenai sebuah motor yang melintas.

Nahas bagi mobil Avanza, kendaraan keluarga ini tergencet ke median jalan dan menabrak pohon peneduh.Kendati Panther bisa lolos, tidak demikian dengan mobil Avanza yang dinaiki empat dosen. Mobil ini menabrak pohon besar hingga tumbang. Pada saat bersamaan sebuah motor petugas Dishub yang diparkir di tepi jalan di depan Avanza juga ikut disikat hingga remuk.

“Sebelum menabrak Avanza,truk menabrak Panther hingga terbang.Truk baru berhenti setelah menabrak truk pengangkut pasir di depannya,” kata Munir, 31, salah seorang saksi mata. Keempat penumpang dan sopir di dalam mobil Avanza tewas di lokasi kejadian karena kondisi mobil sudah tidak terbentuk lagi.

Mereka langsung dilarikan ke RSUD Ambarawa. Seorang dosen UT Semarang, Suyadi, membenarkan keempat korban tewas merupakan rekannya sesama dosen. “Setelah saya cek ternyata benar korban adalah para dosen di UT Semarang,”ujarnya. Di lokasi berbeda,tabrakan antara bus Sinar Jaya jurusan Bobotsari-Jakarta dan bus Budiman jurusan Pangandaran- Jakarta terjadi di Jalan Raya Malangbong dini hari kemarin.

Akibatnya, tiga penumpang bus Budiman tewas di lokasi kejadian. Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Garut Ipda Sofyan Efendi mengatakan,kejadian nahas terjadi saat bus Budiman Z 7791 HP tengah diperbaiki karena mogok di bahu jalan.Bus Sinar Jaya yang tepat berada di satu jalur tiba-tiba menabrak bus Budiman dari arah belakang.

 “Bus sama-sama dari Tasikmalaya.Bus Budiman sedang mogok, lalu ditabrak bus Sinar Jaya dari belakang,” katanya. Berdasarkan data yang diperoleh, korban meninggal diketahui bernama Sugito, 42, Titin,24,dan Abdullah,34. ●fani ferdiansyah/ arif purniawan/ susilo himawan
 


Sabtu, 07 Mei 2011

Umbul Sidomukti, Wisata Menantang Di Ungaran

Headline

INILAH.COM, Jakarta - Keelokan alam menyergap begitu kaki kita menapaki pelataran lokawisata Girigahana Sidomukti. Hamparan sawah berundak, hutan pinus, air terjun, dan sungai kecil, begitu memesona. Jauh di seberang sana terlihat Bukit Kembar Cimanggal, Gunung Ungaran, dan Gunung Merbabu. Sebuah harmoni alam nan menawan.

Suasana alam di Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang itu memang membuat pengunjung betah berada di sana. Apalagi air di kolam renang alam Umbul Sidomukti, yang disebut-sebut tertinggi se-Indonesia bahkan Asia itu, selalu baru alias fresh dari Tuk (mata air) Ngetihan yang mata airnya memiliki umbul (air yang memancar dari dalam tanah). Maka, di sana kita akan melihat semburan air secara alami ke udara, setinggi 1,5 meter dari dasar kolam.

Kolam di Umbul Sidomukti tergolong unik. Wisata itu terletak di lereng Gunung Ungaran, persis di tepi jurang dan lembah Ungup-ungup. Jadinya kita seakan berada di puncak ketinggian atau kahyangan kalau berenang atau sekadar berendam di sana. Dan air umbul yang mengalir sepanjang tahun itulah sumber air utama untuk taman renang alam Umbul Sidomukti. Limpahan air tersebut meluber ke kolam di bawahnya, selanjutnya menuju kebun dan sawah-sawah. Yakinlah, kesegaran air tuk tersebut seolah mampu membasuh jiwa yang sedang penat.

Objek wisata Umbul Sidomukti yang dibuka 2 Agustus 2007 itu dibangun dengan desain kolam tradisional, bergaya minimalis dan menawarkan kenyamanan bagi pengunjung. Di tamannya banyak tempat duduk berundak model panggung terbuka sehingga pandangan bebas ke segala penjuru.

Wisata Sidomukti tak sekadar menawarkan buaian alam, kesegaran udara, dan keindahan langit desa ini, tapi juga menantang pengunjung untuk menguji nyali. Di antara lembah yang ada terpasang flying fox sepanjang 110 meter dan 60 meter dengan ketinggian 70 meter. Dengan kedalaman lembah lebih dari 70 meter sangat mungkin flying fox tersebut yang tertinggi di Indonesia.

Atau, ingin meniti marine bridge (jembatan tali) sepanjang 60 meter dan terombang-ambing di atas jurang? Wow, tentu pengalaman sensasional, mendebarkan, dan mengasyikkan.

Untuk anak-anak tersedia wahana melatih keberanian dan sportivitas. Untuk mereka, ada flying fox anak sepanjang 15 meter. Fasilitas lainnya yaitu camping ground atau lokasi kemah. Di atas lahan itu pengunjung dapat menikmati malam di alam bebas. Pada tengah malam sunyi, gemeretak kayu api unggun menjadi musik tersendiri yang indah dan hangat, untuk mengusir udara dingin.

Keajaiban” alam masih tersisa di lereng Gunung Ungaran. Jalur aliran air sungai yang jernih pada cekungannya menawarkan sensasi tersendiri. Biasanya, pengunjung secara rombongan menyusuri sungai kecil di lokawisata alam tersebut.

Umbul Sidomukti selain menawarkan panorama juga jalur trekking ke puncak Gunung Ungaran, Gua Jepang, dan Kebun Teh Medini. Yang pasti, Sidomukti yang telah menjadi paket agenda One Day Tour merupakan magnet baru wisata alami.


Puluhan Siswa Tak Ikut UN Karena Mundur

Ungaran, CyberNews. Setidaknya sekitar 48 siswa baik SMA/ SMK maupun SMP dan sederajatnya di Kabupaten Semarang tak mengikuti ujian nasional (UN), berikut susulannya, dengan alasan telah mengundurkan diri. Beberapa memilih kerja, sejumlah lainnya telah menikah.
Pihak Dinas Pendidikan sendiri telah berupaya mencari dan menghubungi mereka agar mengikuti ujian susulan. Namun, hasilnya nihil. Otomatis, para siswa tersebut dinyatakan tidak lulus.
"Mereka kebanyakan sekolah di daerah pinggiran. Saya tidak perlu menyebutnya. Tapi data ada, karena itu sebagai acuan kinerja dinas untuk mencari solusinya," ungkap Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih, ditemui Jumat (6/5).
Pihaknya menyebutkan, peserta dari SMA dan sederajatnya yang tidak mengikuti UN sebanyak 14 siswa. Semua tidak mengikuti ujian susulan. Siswa SMK sebanyak dua anak tidak ikut UN, namun saat susulan hanya satu siswa yang hadir.
Sementara siswa SMP dan sederajatnya yang tidak ikut UN 37 anak. Saat ujian susulan, hanya empat anak yang ikut. Para siswa , baik dari SMA maupun SMP, tersebut tidak ikut karena telah mengundurkan diri. Menurut Dewi, mereka telah bekerja dan ada yang menikah.
Pihaknya mengakui, semua memang telah terdaftar dalam nominasi tetap peserta UN meski sebelumnya diketahui sudah mundur. Pendataan terhadap mereka tetap dilakukan karena dinas ingin memberi kesempatan siswa tersebut untuk ikut UN.
Diberi Kesempatan
"Mengingat pentingnya pendidikan, dinas memberi kesempatan. Jika nyatanya susulan pun tidak ikut, berarti memang menambah angka putus sekolah. Harapannya mereka masih bersemangat ikut kejar paket B dan C," jelasnya.
Disebutkan, peserta dari SMA dan sederajatnya masih memiliki kesempatan penyetaraan melalui kejar paket C, sedangkan SMP melalui kejar paket B. Untuk itu, pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan para kepala sekolah untuk mendata para siswa putus sekolah secara keseluruhan, kemudian dijaring dalam program penyetaraan itu.
Hal ini menurutnya, sekaligus untuk menekan angka putus sekolah. Terlebih, dalam perda No 6 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan pendidikan telah diatur wajar 12 tahun, bukan lagi wajar sembilan tahun.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Semarang Zainal Abidin membenarkan fakta itu. Pihaknya mengaku prihatin karena banyak siswa tidak ikut UN. Kendati demikian, menurutnya, itu bukan merupakan kesalahan pihak sekolah maupun dinas terkait. Para siswa memang sudah menentukan pilihan tersebut.
"Pihak sekolah, dinas, dan dewan pendidikan secara bersama sudah berupaya menjaring mereka. Kenyataannya mereka tetap tidak mau. Untuk penyetaraan, mereka bisa ikut kejar paket B atau C," katanya.
( Yoseph HW / CN26 / JBSM )


Puluhan Siswa Tak Ikut UN Karena Mundur


Jumat, 18 Maret 2011

'Candi Gedong Songo akan Tandingi Borobudur dan Perambanan'

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik yakin, Candi Gedong Songo akan menandingi pamor Candi Borobudur dan Perambanan. Candi yang terhampar dari kaki hingga pucuk bukit di Gunung Ungaran itu, dinilai memiliki panorama alam yang cukup mencengangkan.

"Dengan panorama luar biasa dan udara sejuk saya yakin Candi Gedong Songo akan mampu menyamai pamor Perambanan dan Borobudur. Dengan usaha keras kita bersama, kita siap menjual potensi ini ke dunia," kata Menteri disela-sela peresmian pemugaran Candi Gedong Songo, Jum'at (18/3).

Sekilas, candi Gedong Songo memang berbeda bila dibanding candi pada umumnya. Letaknya yang menanjak hingga ke pucuk bukit, memberi sensasi pada pengunjung. Pengunjung dapat menikmati warisan sejarah yang terhampar, sekaligus memacu stamina dan adrenalin menaiki dan menuruni bukit.

Dirjen Sejarah dan Purbakala, Aurora Tambunan mengatakan, Candi Gedong Songo berpotensi untuk terus berkembang sejalan dengan pemugaran yang kini telah rampung. "Selama lima tahun terakhir angka pengunjung hanya mencatat angka 160 per bulannya, namun setahun terakhir angkanya naik drastis> Dan Kami optimis dengan pemugaran sekarang ini, jumlah pengunjung makin meningkat," pungkas Aurora.n.abdullah sammy
Ber


Rabu, 16 Maret 2011

Inilah Shelter Mesum di Taman Kota

UNGARAN. KOMPAS.com - Area seluas kurang lebih setengah hektar ini, kini telah disulap menjadi taman yang indah. Taman Unyil atau yang sebentar lagi alih nama menjadi Taman Serasi ini pun menambah deretan taman rekreasi yang nyaman bagi keluarga di Ungaran.
Warga kota kerap memanfaatkan tempat ini untuk wisata bersama keluarga dan anak-anaknya. Area ini tampak elok oleh warna-warni bunga dan tanaman yang menghiasi taman. Arena wisata ini juga dilengkapi jogging track, shelter, arena permainan anak, dan air mancur. Area ini selalu tampak indah, baik pada siang maupun malam hari, karena dilengkapi lampu penerangan dan lampu hias warna-warni.
Tapi siapa nyana, taman yang diresmikan oleh Bupati Semarang, Drs Hartomo dua puluh tahun silam itu, pernah menjadi koloni waria dan PSK yang cukup terkenal. Meski tak sesohor Taman Lawang di Jakarta atau Kampung Kali-nya Semarang. Namun jejak-jejak asusila di Taman Unyil bukan tanpa bekas.
Abdul Sokhim (48), salah satu petugas dari Dinas Pertamanan Kabupaten Semarang mengatakan, para waria dan PSK memang jauh berkurang, namun masalah baru muncul dari ulah pengunjung yang memanfaatkan ruang publik ini untuk berbuat negatif.
'Ada saja CD, kondom itu tiap pagi di WC taman. Makin nekat saja mereka, kalau nggak percaya itu lihat orang yang lagi berduaan di sana..' ujarnya sambil tangannya menunjuk ke salah satu sudut taman.
Benar saja, sepasang pria dan wanita yang duduk di salah satu shelter tampak tak canggung berciuman. Si pria tidur telentang sementara kepalanya berada di pangkuan wanita dalam posisi duduk. Mereka tak berhenti saling pagut dan meraba, sampai akhirnya sadar telah diambil gambarnya. Padahal siang itu taman cukup ramai tak terkecuali anak-anak.
Sokhim juga berhasil menunjukkan dua pasangan lain yang berbuat serupa di dua shelter yang terpisah. Menurut Sokhim kebanyakan mereka yang "aneh-aneh" itu berasal dari luar kota.
'Mereka sih cuek saja, justru kami yang risih melihatnya. Apalagi kami kesini kan dengan anak-anak kecil,' ungkap Martha (60), salah satu pengunjung taman, sambil mengawasi dua cucunya yang sedang bermain ayunan.
Selain menyuguhkan keindahan, menurut Martha, sebuah taman juga harus nyaman bagi pengunjungnya.
Bupati Semarang, Dr Munjirin SpoG menanggapi hal ini mengatakan, pihaknya akan menginstruksikan Satpol PP untuk segera bertindak. 'Prinsipnya kami tidak akan melakukan pembiaran. Di ruang publik kebebasan tetap ada batas-batasnya,' katanya.


Jumat, 25 Februari 2011

KORBAN KEBAKARAN KAWENGEN TERIMA BANTUAN

HUMAS-UNGARAN : Korban musibah kebakaran, Zaenal Arifin (57), warga Dusun/Desa Kawengen RT 03/IV Kecamatan Ungaran Timur menerima bantuan dari Pemkab Semarang. Bantuan berupa sembako, uang tunai dan berbagai keperluan sehari-hari yang juga berasal dari BAZIS dan PMI Kabupaten Semarang diserahkan Wakil Bupati Semarang Ir H Warnadi di teras rumah yang terbakar, Kamis (17/2) sore.

Musibah kebakaran yang berlangsung Senin (17/2) pagi itu diduga akibat hubungan pendek arus listrik. Berkat kesigapan tetangga dan warga setempat, api dapat dipadamkan sekitar dua jam kemudian. Namun api telah menghabiskan rumah bagian depan dan seisinya yang sebagian besar terbuat dari kayu jati. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Usai menyerahkan bantuan, Wabup Ir H Warnadi meminta Zaenal Arifin untuk tabah menghadapi musibah. Menurutnya, musibah ini merupakan ujian dari Sang Pencipta dan menuntut kesabaran. “Musibah ini merupakan ujian kesabaran. Hadapi dengan tawakal dan sabar,” kata Wabup.
Wabup juga memerintahkan Kades Kawengen Siswanto untuk membantu pembangunan kembali rumah yang terbakar.
Saat ditanya, Zaenal mengaku tidak mendapat firasat apa-apa sebelum terjadinya musibah pada Senin (17/2) pagi itu. Bahkan, pria beranak tiga ini saat kejadian masih berada di sawah garapannya yang berjarak sekitar tiga kilometer dari rumahnya. “Saya tidak menyangka rumah saya yang terbakar saat ada tetangga yang menyusul ke sawah mengabari musibah ini,” katanya dengan mata sayu.
Saat kejadian, rumah dalam keadaan kosong. Salah satu anak Zaenal Arifin yang tinggal serumah sedang bersekolah. Sedangkan istri dan dua anak lainnya bekerja di Jakarta.
Salah seorang saksi yang juga tetangga korban, Muryono (40) menceritakan dirinya sempat melihat asap mengepul dari bagian atap rumah. Ketika api semakin membesar, dia  berinisiatif menyiarkan kabar musibah itu ke seluruh dusun lewat pengeras suara mushola yang berada tepat di depan rumah yang terbakar. “Para tetangga saling membantu memadamkan api dengan peralatan seadanya. Untungnya air mudah didapat dari bak penampungan air yang tidak jauh dari lokasi kebakaran,” jelas Muryono.(*/junaedi)
 


Selasa, 15 Februari 2011

Tersangka Dalang Rusuh Temanggung Dibesuk di Polres Semarang

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Tersangka yang diduga aktor intelektual kerusuhan di Temanggung, Sihabudin, Selasa (15/2), dibesuk enam orang dari Front Thoriqul Jihad Jawa Tengah di sel tahanan Markas Kepolisian Resor Kota Besar Semarang.

Para pembesuk tersebut datang ke Mapolrestabes Semarang sekitar pukul 11.00 WIB dengan mengendarai dua mobil bernomer polisi H-8018-CG dan H-9021-UH.

Sekretaris Front Thoriqul Jihad Jateng, Zainal Abidin, mengatakan tujuan menemui Sihabudin adalah untuk mengetahui kondisi secara langsung salah satu tokoh agama yang menjadi panutan di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Temanggung itu.

Ia meminta kepada kepolisian, khususnya Kapolda Jateng Irjen Edward Aritonang untuk bersikap "fair", terbuka, dan hati-hati dalam menangani kerusuhan di Temanggung pada Selasa (8/2) itu.

Menurut dia, kerusuhan yang terjadi tersebut hanya akibat dari kasus yang lebih besar yaitu penistaan agama yang dilakukan oleh terpidana Antonius Richmond Bawengan yang divonis selama lima tahun penjara.

"Kepolisian harus menyelidiki tujuan dan siapa sebenarnya terpidana kasus penistaan agama tersebut karena menjadi penyebab kerusuhan di Temanggung," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Zainal juga membantah pernyataan Kapolda Jateng beberapa waktu sebelumnya terkait dengan tidak adanya korban yang mengalami luka tembak di pihak masyarakat saat terjadi kerusuhan di Temanggung.

"Ada sekitar lima orang yang mengalami luka tembak di beberapa bagian tubuh seperti tumit, betis, dan kaki, sedangkan Solehudin yang merupakan tokoh agama juga tertembak pada bagian kening," ujarnya.

Menurut dia, Sihabudin bukan merupakan aktor intelektual kerusuhan di Temanggung karena pada saat kejadian, yang bersangkutan itu sudah melarang massa untuk berbuat anarkis dan meminta untuk kembali ke rumah masing-masing.

Hingga saat ini, seluruh tersangka kerusuhan di Temanggung yang berjumlah 25 orang terus menjalani pemeriksaan intensif di Mapolda Jateng dan Mapolrestabes Semarang setelah dipindahkan dari Mapolres Temanggung sejak Sabtu (12/2).
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Antara


Minggu, 06 Februari 2011

Persoalan Banjir di Ungaran Terabaikan

Ungaran, CyberNews. Seiring rencana pembangunan kota yang cenderung ke arah wilayah Ungaran arah timur, sejauh ini solusi persoalan banjir di wilayah itu justru terkesan belum mendapat perhatian, bahkan terabaikan.
Padahal, dengan pesatnya pembangunan ke depan, kemungkinan yang terjadi adalah berkurangnya area tumbuhan sebagai pengikat air tanah. Otomatis, potensi banjir di wilayah itu bisa jadi semakin parah.
Kemungkinan itu pun mulai menimbulkan keresahan masyarakat setempat, terutama di wilayah yang selama ini langganan banjir, seperti Sepete Kalongan dan Kalirejo Ungaran Timur.
"Kami jelas tidak ingin menjadi korban banjir seumur-umur. Memang banjir di wilayah ini sudah sejak lama. Tapi apakah akan dibiarkan terus dengan janji-janji yang urung terealisasi?" ungkap Kadus Sepete Kalongan Kecamatan Ungaran Timur,  Sodiq.
Dia menjelaskan, banjir sebagai dampak pembangunan sudah terbukti, bahkan sejauh ini belum ada penanganan serius dari pemkab. Salah satunya adalah pembangunan perumahan Bukti Leyangan Damai sekitar tahun 1998, yang menurutnya menyebabkan banjir wilayah Sepete.
Dia memperkirakan, pembangunan itu menjadi contoh berkurangnya tumbuhan pengikat air. Hal itu menyebabkan aliran air melalui sungai Sepete berlebih, sementara kapasitas sungai tersebut kecil. "Setiap hujan, jembatan Sepete tenggelam. Dampaknya luar biasa, karena seluruh warga desa tidak bisa melewatinya, termasuk anak sekolah," ujarnya.
Tidak hanya itu, aliran air dari daerah Kajangan dan Bandungan Kalongan yang bertemu di kali Sepete menyebabkan lahan sawah kira-kira seluas 15 hektare terendam. Sejauh ini, petani di wilayah itu tidak panen atau gagal panen.

Pihaknya mengaku sudah berkali-kali mengajukan proposal untuk mengatasi hal itu. salah satu alternatifnya dengan membuat jembatan Sepete menjadi lebih tinggi. Hal itu menurutnya juga pernah diungkapkan bupati saat melakukan tinjauan, meski sebenarnya itu belum menyelesaikan persoalan. Pasalnya, sawah petani tetap terancam.
Selain di Sepete, berlebihnya volume air terjadi di Kali Gung Kelurahan Kalirejo. Potensi banjir wilayah itu dipastikan merugikan petani dan pengguna Jl MT Haryono. "Jalan ini, dan sawah di sepanjang jalan serta dekat Kali Gung ini selalu tergenang hingga tak kelihatan ujungnya. Jelas merugikan," ujar salah satu warga Kalirejo
Muhammad, ditemui di Jl MT Haryono baru-baru ini. Dia menyebutkan, banjir wilayah itu memang sejak lama, kira-kira mulai tahun 70an. Yang membuatnya heran, hingga saat ini pemerintah belum menindaklanjutinya dengan serius.
Plt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Thohiri saat dikonfirmasi terkait rencana tata kota kaitannya dengan potensi banjir tersebut, hanya memastikan pemerintah akan mengatasinya. Dia tidak menjelaskan konsepnya maupun rencana jangka panjangnya.
Kepala Dinas Bina Marga, ESDM dan SDA Kabupaten Semarang, Totit Oktoriyanto mengatakan, persoalan banjir di wilayah Ungaran Timur jelas sebabnya, namun sulit penanganannya. "Titik yang harus diperbaiki adalah gorong-gorong dekat asrama kebon polo. Jalur itu melewati bawah Jalan Nasional. Jadi kewenangannya di pusat," ujarnya.


Kamis, 27 Januari 2011

Pemkab Semarang Akan Bangun Alun-alun Baru

Ungaran, CyberNews. Bupati Kabupaten Semarang H Mundjirin memastikan bahwa masyarakat setempat akan mendapat prioritas untuk memanfaatkan peluang usaha di kompleks alun-alun baru, yang rencananya segera dibangun di Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur.
Pernyataan itu disampaikannya kepada Suara Merdeka CyberNews, Minggu (23/1). Dia menegaskan, pembangunan alun-alun tersebut, selain bagian dari program pengembangan kota Ungaran, juga untuk mengangkat kesejahteraan rakyat.
Berkembangnya wilayah kota ke timur, menurutnya, menjadi kesempatan masyarakat membuka usaha baru, atau mengembangkan yang sudah ada. Untuk itu, pihaknya berencana akan melakukan penataan ruang bagi pedagang kaki lima (PKL). "Rencana ini juga untuk mengakomodir keberadaan PKL yang selama ini tidak tertata di alun-alun kecil depan pendopo," ungkapnya.
Bupati juga menambahkan, bahkan ia berupaya untuk menambah ruang terbuka, yaitu memanfaatkan lahan provinsi di depan Makam Gatot Soebroto yang dulunya bekas penampungan sampah. Saat ini, pihaknya sedang membicarakan tukar guling lahan itu dengan provinsi.
Terhadap wacana itu, dia berharap dukungan masyarakat. Menurutnya, pembangunan hanya akan berlangsung baik jika rakyat mendukung, karena manfaatnya ke depan juga kembali pada masyarakat. "Sementara untuk waktu pembebasannya memang belum kelar, tapi sudah saya instruksikan untuk memulai pembangunannya bulan ini," jelasnya.
Terpisah, salah-satu anggota Fraksi PAN DPRD Kabupaten Semarang Achsin Ma'ruf menilai, memprioritaskan masyarakat setempat dalam pembangunan merupakan kewajiban pemerintah. Oleh sebab itu, peluang usaha di alun-alun baru nantinya memang untuk masyarakat sekitarnya.
Hal itu sesuai konsep pembangunan, yaitu memperhatikan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Jika tidak demikian, dipastikan akan memicu konflik. Sebaliknya, keterlibatan dan dukungan masyarakat jelas akan menyukseskan pembangunan, berikut dampak positifnya bagi masyarakat sendiri.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena pembangunan alun-alun baru memang jawaban masalah sarana publik, terutama untuk mengangkat masyarakat, dan mengatasi masalah lalu lintas yang semakin semrawut di sekitar alun-alun depan pendopo" ujar Achsin, ditemui di sela-sela Musda IV Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah.
( Yoseph HW / CN28 / JBSM )


Banjir, Warga Sipete Terancam Terisolir

Ungaran, CyberNews. Hujan yang mengguyur Senin (24/1) siang hingga sore, menyebabkan banjir di sejumlah wilayah Ungaran. Di Kelurahan Kalongan Kecamatan Ungaran Timur, air Kali Sipete meluap hingga setinggi lutut orang dewasa.
Banjir tersebut menyebabkan jembatan Kali Sipete tenggelam dan memutus jalur penghubung Dusun Sipete - Bandungan Kelurahan Kalongan itu, selama berjam-jam. Warga yang hendak melewati jalur itu, baik dari arah Sipete maupun dari arah Bandungan Kalongan, terpaksa menunggu hingga air surut.
Warga Sipete Siswanto ditemui di lokasi banjir mengatakan, wilayah tersebut sudah langganan banjir sejak puluhan tahun. Genangan air cukup tinggi, sehingga 80 an keluarga di dusun itu terancam terisolir. "Biasanya banjir berlangsung lama, sehingga kami harus menghabiskan waktu untuk menunggu air surut," ungkapnya Senin sore.
Banjir juga menenggelamkan puluhan hektare sawah. Tanaman padi di sekitarnya roboh dan dipastikan gagal panen.
Warga Sipete lainnya, Miyoto, mengatakan, beberapa waktu lalu sudah mengajukan proposal ke provinsi terkait banjir itu. Namun, hingga kini belum ada respon dari pemerintah. Dia menyayangkan jika pemerintah tidak segera turun tangan, mengingat jalur itu satu-satunya jalan yang dapat dilewati warga Sipete. "Ada satu jalur lagi melalui Sigudik Kalongan, tapi licin dan rusak," katanya.
Dia berharap, pemerintah melakukan peninggian terhadap titik banjir di jembatan Sipete itu. Menurutnya, posisi jembatan itu terlalu rendah, sehingga saat Kali Sipete meluap, jembatan tergenang selebar kira-kira 70 meter dengan ketinggian air sepaha orang dewasa. 
Dari pantauan Senin sore, tampak puluhan warga menunggu di tepian Kali Sipete. Mereka mengaku tidak berani menyeberang karena air terlalu tinggi dan arusnya deras. Jembatan beton beraspal selebar kira-kira 7 meter juga tertutup air luapan kali itu.
Sementara, di jalan MT Haryono, tepatnya di depan gapura perumahan Cemara Sewu Kalirejo, akses jalan juga terputus akibat genangan air setinggi lutut orang dewasa. Puluhan warga hanya bisa menunggu air surut untuk melewati jalan tersebut. Namun, beberapa di antara mereka nekat menerobos air yang berasal dari luapan sawah itu.
( Yoseph HW / CN16 / JBSM )


Tukang Ojek Ungaran Berakhir Tragis

Liputan6.com, Semarang: Kematian Muhammad menggegerkan warga Kecamatan Ungaran Timur, Semarang, Jawa Tengah. Mereka berkerumun di rumah milik Sumiati di Desa Kalongan, Kelurahan Gedanganak, Semarang untuk melihat jasad Muhammad. Mayat korban ditemukan dalam kamar kos terbungkus dalam kardus dan terikat sebuah tali.

Saat jajaran Kepolisian Resor Semarang coba mencari informasi, mulanya banyak warga mengaku tak mengenali korban. Aparat kesulitan mengungkap jenis kelamin dan identitas korban. Barulah setelah meringkus Ari Pramusaji, tersangka pembunuhan polisi mengetahui korban adalah seorang tukang ojek.

Polisi menciduk Ari lima hari usai kejadian. Aparat menyita barang bukti berupa sisa racun yang digunakan tersangka menghabisi Muhammad. Sementara jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran untuk diotopsi.

Selang beberapa lama polisi gelar reka ulang. Pasar Babadan menjadi lokasi rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap tukang ojek ini. Rekan-rekan Muhammad sesama tukang ojek turut menyaksikan reka ulang. Pasar Babadan kala itu dipenuhi warga [baca: Tersangka Pembunuhan Nyaris Dipukul Warga].

Dalam reka ulang, beberapa adegan ditampilkan. Selanjutnya tersangka dibawa ke tempat kos milik Sumiati. Di sana tersangka dengan tenang menjalani adegan demi adegan. Dalam adegan diketahui Ari datang menyewa kamar.

Pada kesempatan itu Sumiati menolak mengikuti jalannya reka ulang sebagai saksi. Akhirnya Sumiati digantikan pemeran pengganti. Usai rekonstruksi, Ari dibawa kembali ke sel tahanan Markas Polres Semarang.

Keluarga Ari yang menetap di Perum Korpri di Jalan Bali Timur, Semarang, sangat terpukul atas kejadian ini. Ibu kandung tersangka bahkan sakit sejak mendengar Ari tertangkap. Bagi keluarga, hukuman yang diterima Ari menjadi pelajaran yang sangat berharga agar tak terulang lagi.(AIS)


GNOTA Ungaran Bantu 122 Siswa

Ungaran, CyberNews. Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) Kabupaten Semarang,  memberikan bantuan sebesar Rp 15.840.000 bagi 122 siswa SD, MI dan SMP, di lapangan upacara Dinas Pendidikan, Kompleks Perkantoran Suwakul Ungaran, Rabu (26/1).
Bantuan tersebut merupakan bagian dari program penuntasan masalah putus sekolah yang masih terjadi di Bumi Serasi ini. Harapannya, dengan bantuan itu para siswa kurang mampu tetap melanjutkan sekolah tanpa terkendala masalah biaya.
Ketua umum GNOTA Kabupaten Semarang H Zainal Abidin menyebutkan, dari 122 siswa itu, 110 anak di antaranya adalah siswa SD dan dua siswa MI, yang masing-masing menerima Rp 120 ribu. Penerima lainnya, yaitu 10 siswa SMP, masing-masing Rp 240 ribu. "Ke depan, kami ingin membantu lebih banyak, terutama siswa SMA dan sederajatnya," ungkapnya.
Menurut Zainal, penyerahan itu dilakukan saat upacara dengan tujuan menggugah para PNS dan masyarakat agar ikut mendukung penuntasan masalah pendidikan tersebut. Ditegaskan, GNOTA masih membutuhkan peran PNS dalam penggalangan dana.
Dengan perkiraan jumlah PNS 14 ribu orang, maka jika sebanyak 7.000 orang di antaranya menjadi orang tua asuh dan masing-masing memiliki dua anak asuh, berarti targetnya cepat tercapai.
Menurutnya, bupati juga telah menyetujui hal itu. Dampak positifnya, pada 2010 bahkan GNOTA telah membantu sebesar Rp 61 juta untuk siswa kurang mampu. Hal itu menurutnya atas peran PNS dan masyarakat pula. "Pengurus GNOTA sendiri juga harus memberi contoh untuk menjadi orang tua asuh. Lima tahun ke depan tidak akan ada lagi anak yang tidak sekolah di kabupaten ini," jelasnya.
Dalam sambutannya, Bupati H Mundjirin menjelaskan, peran GN-OTA harus terus ditingkatkan demi siswa kurang mampu. Sejauh ini, menurutnya masih banyak siswa cerdas namun kurang mampu dalam pembiayaan pendidikan.  "Mereka memerlukan dukungan pemerintah maupun masyarakat agar tidak putus sekolah. Harapannya, para siswa itu dapat menyelesaikan pendidikan formalnya dengan lancar," katanya.

( Yoseph HW / CN26 / JBSM )