Minggu, 19 September 2010

KUDA LUMPING DI GEDONG SONGO


KUDA LUMPING


Sabtu, 04 September 2010

Pemudik Mulai Masuki Poncol

image
Semarang, Kawengen.Blog. Para pemudik dari Jakarta mulai memasuki Stasiun Poncol, Sabtu (4/9). Sekitar 1.200 orang penumpang KA Tawang Jaya jurusan Jakarta-Semarang dengan sepuluh rangkaian gerbong datang sekitar pukul 07.00. Kereta tersebut terlambat sekitar dua jam dari jadwal kedatangan semestinya yakni pukul 05.16.
Selain Tawang Jaya, sebelumnya 490 penumpang KA Kertajaya ekstra Lebaran jurusan Jakarta-Surabaya dengan rangkaian delapan gerbong juga memadati Stasiun Poncol. Kereta khusus Lebaran ini baru mulai dijalankan PT Kereta Api sejak Jumat (3/9).
Menurut Wakil Kepala Stasiun Poncol, Sugeng Wahyu Priyono, meski belum merupakan puncak arus mudik namun peningkatan jumlah penumpang sudah mulai terasa. Pada H-6, kenaikan jumlah penumpang kereta api kelas ekonomi sudah mencapai sekitar 20 persen. Sebagian pemudik memilih pulang lebih awal karena libur sekolah sudah dimulai sejak 3 September.
"Biasanya dalam kondisi normal, jumlah penumpang KA Tawang Jaya dari Jakarta ke Semarang hanya sekitar 900 orang. Kapasitas normal tiap gerbong adalah 106 tempat duduk," ujarnya.
Dalam kondisi puncak arus mudik atau balik, toleransi penambahan penumpang kereta api kelas ekonomi seperti Tawang Jaya dan Kertajaya yang semula hanya 50 persen per gerbong, bisa membeludak hingga mencapai 200 persen. Sehingga jumlah penumpang dalam satu rangkaian bisa mencapai sekitar 2.000 orang. "Kami prediksikan puncak arus mudik antara H-3 dan H-4," tutur Sugeng.


Pemudik Sepeda Motor Sudah Mulai Masuk Semarang

Semarang, Kawengen.Blog. Jalur Ungaran-Semarang, Jumat (3/9) malam padat merayap, kepadatan paling terlihat di jalur arah Solo menuju Semarang.
Kendaraan didominasi bus antar kota dan truk-truk besar, oleh itu pemudik diharapkan untuk lebih waspada saat memasuki jalur ini apalagi jalur ini banyak kendaraan umum yang berhenti secara mendadak saat menaik turunkan penumpang.
Saat tim ekspedisi melewati jalan ini terlihat banyak pemudik berkendara dengan menggunakan sepeda motor memasuki wilayah Semarang.
Saat Tim Ekspedisi Arus Mudik Suara Merdeka CyberNews melalui Jalan Perintis Kemerdekaan arus kendaraan lancar, tidak seperti biasanya yang sering terjadi penumpakan kendaraan khususnya di depan Terminal Banyumanik.
Malam ini Pom pam gabungan di Taman Unyil sudah mulai aktif, nampak beberapa pemudik mengunjungi posko tersebut untuk mencari informasi jalur mudik. Selain itu posko mudik tersebut juga menyediakan tenda khusus bagi pemudik yang hendak beristirahat.


Polres dirikan 11 pospam

UNGARAN - Polres Semarang mendirikan 11 pos pengaman (pospam) lebaran di sejumlah titik di wilayah kabupaten Semarang yang dinilai rawan kemacetan dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. Pendirian pospam ini dimaksudkan untuk membantu kelancaran dan pengamanan selama arus mudik dan arus balik lebaran. Kapolres Semarang AKBP Haryanta mengatakan, pospam tersebut akan didirikan di ruas jalan yang rawan macet dan kecelakaan. Keberadaan pospam ini juga dimanfaatkan pemudik untuk tempat istirahat.
’’Kita akan terjunkan personel di pospam untuk mengamankan arus mudik lebaran terhadap kemungkinan adanya gangguan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Termasuk munculnya tindak kriminalitas,’’ katanya usai memimpin gelar pasukan operasi Ketupat Candi 2010 di Polres Semarang, kemarin.
Pospam itu berada di depan Pasar Bandarjo, Pasar Babadan, Pasar Karangjati, pertigaan Bawen, Pasar Projo, Kopi Eva, depan Rawapermai Tuntang, Sruwen dan Bandungan.
’’Kita juga mendirikan pos simpatik di depan Benteng Willem Ungaran yang bisa dimanfaatkan pemudik untuk istirahat. Di pos ini ada fasilitas pijat dan minuman,’’ ujar Kapolres didampingi Kasat Lantas AKP Rio Tangkari.
Kapolres mengatakan, untuk mengantisipasi kemacetan akan dipasang 250 barier di jalur yang rawan macet. Pihaknya juga akan bekerjasa sama dengan bengkel yang berada di tepi jalan untuk membantu pemudik jika kendaraannya mengalami kerusakan.
’’Sebanyak 515 personel yang kita terjunkan untuk melakukan pengamanan lebaran, dibantu TNI dan instanti terkait,’’ jelasnya. Rio Tangkari menambahkan, pihaknya akan melakukan pengawalan terhadap pemudik yang menggunakan sepeda motor sampai di perbatasan.
’’Teknisnya, pengendara sepeda motor dari arah Semarang kita kumpulkan dulu sampai 30 motor. Setelah itu baru berangkat bersama-sama dengan pengawalan anggota Satlantas,’’ ujar Kasat Lantas.


Rabu, 01 September 2010

Warga Kalirejo blokir jalan tol

UNGARAN - Warga terkena proyek (WTP) pembangunan jalan tol Semarang- Solo di Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Minggu (29/8), nekat menutup proyek jalan tol yang melintas di atas lahan milik mereka. Aksi penutupan jalan dilakukan karena tuntutan warga terkait ganti rugi tol belum terpenuhi, sementara rumah dan lahan miliknya sudah digusur.
Pemblokiran proyek tol itu dilakukan dengan cara memasang palang bambu dan membuat rumah tenda dari bambu. Akibatnya, kendaraan proyek tidak bisa lewat. Padahal jalan itu setiap hari dilalui kendaraan proyek untuk percepatan pembangunan tol.
Salah satu WTP, Muhammad mengatakan, pemblokiran jalan itu akan dilakukan sampai ada kesepatan dan tuntutan warga dipenuhi. Ia minta nilai ganti rugi lahan miliknya dinaikkan dari Rp 510.000/m2 menjadi Rp 750.000/m2.
’’Kita melakukan aksi ini sampai pembayaran ganti rugi yang menjadi hak kita dipenuhi. Karena ternyata ada warga lain yang nilai ganti ruginya lahan dan bangunan mencapai Rp 3 juta/m2,’’ ujarnya di lokasi proyek tol, kemarin.
Menurut dia, tanah milik 8 WTP belum dibeli sehingga statusnya masih milik warga karena hingga kini warga belum menerima ganti rugi. Akibat belum adanya kesepakatan, sementara warga yang rumahnya sudah digusur tidak punya tempat tinggal dan harus menumpang ke tempat saudaranya.
WTP lainnya, Maskoni berharap mendapat ganti rugi seperti warga yang lainnya. Karena ada yang dihargai Rp 500 ribu/m2, tapi ada juga yang harganya sampai Rp 3 juta/m2. ’’Dulu awalnya lahan saya dihargai Rp 389 ribu/m2 dan sudah mau saya ambil. Tapi lantas dikurangi menjadi Rp 288 ribu/m2 dengan alasan salah ukur, padahal tidak ada kesalahan pengukuran,’’ ungkapnya.
Belum sepakat Muhammad dan Maskoni menuntut adanya ganti rugi materiil dan immateriil. Karena TPT sudah melakukan pembongkaran paksa meski belum ada kesepakatan dengan warga. Seperti diketahui, hingga kini satu WTP di Susukan dan 7 WTP tol di Dusun Sarowo, Kalirejo, Ungaran Timur, belum juga sepakat dengan harga ganti rugi yang ditetapkan tim pengadaan tanah (TPT) Jateng.
Karena belum ada kesepakatan, pembayaran dilakukan secara konsinyasi (uang dititipkan di PN Kabupaten Semarang). Meski demikian, WTP di Kalirejo belum mau mengambil uang ganti rugi tersebut dengan alasan harga ganti rugi tak sesuai dengan permintaan warga.