JAKARTA, KOMPAS.com - Para wartawan di Jakarta yang melakukan aksi solidaritas menolak kekerasan yang menimpa jurnalis di Riau melakukan tabur bunga. Aksi tersebut dilakukan tepat di depan gedung Kementerian Pertahanan (Kemenhan) pada sehelai foto yang merekam perlakuan seorang oknum TNI AU ketika memukul seorang wartawanRiau Pos, Didik Herwanto, saat meliput pesawat tempur Hawk 200 yang jatuh di pemukiman warga, di Desa Pasir Putih, Kampar, Riau, Selasa (16/9/2012) kemarin.
Dalam aksi hari ini, Rabu (17/10/2012), para wartawan mengecam aksi brutal yang dilakukan oleh oknum TNI AU tersebut. Apa pun alasannya, kekerasan yang dilakukan oknum aparat TNI AU ini melanggar UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dalam melaksanakan tugasnya.
Koordinator divisi advokasi Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Aryo Wisanggeni meminta agar kekerasan seperti ini tidak terjadi kembali. Dia menilai, aksi kekerasan oleh oknum TNI AU kerap terjadi setiap kejadian kecelakaan pesawat. "Usut tuntas, bawa ke pengadilan, karena sudah melanggar UU Pers Nomor 40 Tahun 1999. Jangan sampai aksi kekerasan seperti ini terjadi lagi," kata Aryo.
Dalam aksi ini, wartawan menuntut untuk memecat dan memidanakan oknum aparat TNI AU yang melakukan aksi kekerasan. Jurnalis juga menuntut Menko Polhukam Djoko Susilo dan jajaran terkait, dalam hal ini Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI, agar menginstruksikan untuk menghormati profesi jurnalis.
Tak hanya itu, tuntutan juga dilayangkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar menindak tegas dan memproses hukum pelaku kekerasan terhadap wartawan di Riau. Komisi I DPR RI juga diminta memanggil Menteri Pertahanan dan Panglima TNI, termasuk Kepala Staf TNI AU, untuk menjelaskan bentuk pertanggungjawaban atas kasus ini.
Kekerasan yang dilakukan oleh oknum TNI AU di Riau, Selasa kemarin, tidak hanya menimpa Didik Herwanto selaku fotografer Riau Pos. Kekerasan serupa juga dialami wartawan Antara Febrianto Budi Anggoro, Fakhri Rubianto (reporter Riau TV), Ari (TvOne), Irwansyah (reporter RTV), dan Andika (potografer Vokal). Saat itu, para wartawan yang mendapat perlakuan kasar tengah mengabadikan gambar pesawat Hawk 200 milik TNI AU yang jatuh di sekitar pemukiman warga RT 03/RW 03, Dusun 03, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa sekitar 09.47 WIB.
Atas peristiwa pemukulan tersebut, wartawan menuntut agar oknum TNI AU yang melakukan tindakan kekerasan terhadap wartawan untuk segera dipecat dan dipidanakan. Sampai berita ini diturunkan, jumlah wartawan yang awalnya mencapai puluhan bertambah menjadi lebih dari seratus wartawan. Semuanya berkumpul di depan Istana Negara, Jakarta Pusat.